Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Stok beras di Provinsi Kaltim masih aman hingga Agustus 2012 karena persediaan beras di Bulog dan Non-Bulog jumlahnya mencapai 56.076 ton, jumlah ini belum termasuk hasil panen petani dan persediaan di masyarakat.
"Selain itu, kami juga bekerja sama dengan distributor untuk mendatangkan beras dari Kalimantan Selatan, Sulawesi, dan Jawa Timur setiap dua minggu sekali," ujar Kabid Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kaltim, Rodi Ahnadi, di Samarinda, Sabtu.
Dia menyebutkan, beras yang ada di Bulog sebanyak 16.721 ton, sementara beras yang ada di Non-Bulog atau di gudang pedagang dan milik kelompok tani jumlahnya sebanyak 39.352 ton.
Persediaan beras Bulog dan Non-Bulog tersebut tersebar di 14 kabupaten dan kota yang tersebar di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).
Seperti beras di Bulog Samarinda sebanyak 6.778 ton, di Bulog Balikpapan sebanyak 1.296 ton, di Bulog Tarakan 3.114 ton, Bulog Paser 1.887 ton, Bulog Berau 625 ton, dan Bulog Penajam Paser Utara terdapat 2.800 ton.
Kemudian stok beras di Non-Bulog untuk wilayah Samarinda sebanyak 4.210 ton, Balikpapan 4.035 ton, Tarakan 2.234 ton, Paser 5.076 ton, Berau 3.169 ton, Kutai Kartanegara 4.012 ton, Bulungan 3.468 ton, dan Kutai Barat 2.534 ton.
Selanjutnya, persediaan beras Non-Bulog di Kabupaten Kutai Timur terdapat 654 ton, Nunukan terdapat 175 ton, Malinau 2.342 ton, Bontang 2.234 ton, Penajam Paser Utara 5.89 ton, dan stok yang berada di KabupatenTana Tidung sebanyak 120 ton.
Di samping itu, lanjut Rodi, saat ini sejumlah kabupaten juga sedang melakukan masa penen padi, seperti di Kabupaten Paser, Kutai Kartanegar, Bulungan, dan Penajam, sehingga produksi ini dapat menambah stok beras yang ada.
Hanya saja kualitas gabah petani lokal masih kurang bagus karena sistem penjemurannya kurang kering, sehingga saat dijadikan beras, maka hanya bertahan sekitar tiga bulan, selebihnya bau beras akan berubah agak apek karena masih mengandung air.
Memang, lanjut dia, ada beberapa petani lokal yang sudah mendapat pembinaan untuk pembangunan lokasi pengeringan gabah, sehingga beras yang dihasilkan juga mampu bertahan lebih lama.
"Kami berharap agar para petani yang sedang melakukan panen, agar melakukan sistem pengeringan gabah secara optimal, atau sampai benar-benar kering di lokasi khusus sehingga kualitas beras dapat lebih baik dari sebelumnya," ujar Rodi. (*)