Samarinda (ANTARA) - Kepala Perwakilan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kalimantan Timur Drs.Muhammad Edi Muin mengatakan meski di tengah pandemi COVID-19 pelayanan KB kepada masyarakat Kaltim tetap diberikan.
“Kita mempunyai strategi untuk menyikapi di saat COVID-19, sebagaimana diketahui masyarakat dibatasi keluar rumah, beraktivitas, menjaga jarak, termasuk mendapatkan pelayanan KB menjadi terbatas,” katanya usai melakukan sosialisasi Rebrending program Banggakencana dengan sejumlah awak media di Samarinda,Selasa(12/5).
Ia mengatakan strategi yang dilakukan BKKBN Kaltim adalah melakukan kerjasama dengan mitra yakni para bidan, baik di Provinsi maupun kabupaten/kota dalam rangka memberikan layanan langsung kepada masyarakat.
Adapun informasi tersebut dapat diketahui melalui beberapa titik baleho yang dipasang dengan mencantumkan no. call center KB pelayanan. Apabila masyarakat membutuhkan bantuan pelayanan KB maka segera dapat ditangani oleh PKB dan bidan terdekat.
Selain itu juga BKKBN Kaltim memberikan pelayanan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) kesehatan reproduksi dan pelayanan KB guna mencegah putus pakai kontrasepsi seperti pil,suntik dan kondom.
Lanjut dia para PLKB dan kader ditingkat bawah yang mengetahui persis rumah atau domisili akseptor pengguna kontrasepsi diminta untuk mengawal. Tentunya ada juga PUS dalam posisi hamil mendekati persalinan supaya dikawal dan setelah melahirkan diberikan pelayanan kontrasepsi.
“Kita menganjurkan kepada masyarakat untuk sementara menunda kehamilan di masa COVID-19, karena salah satu daya pertahanan kita agar tidak terkena COVID-19 adalah daya tahan tubuh yang kuat. Orang hamil biasanya ada bermacam-macam gejala misalnya kurang nafsu makan, sakit, sementara tubuh harus dalam kondisi sehat,” katanya.
Hal itu bukan berarti melarang orang untuk hamil, tetapi menganjurkan agar mengatur kehamilan, apalagi dimasa pandemi COVID-19 semua menjadi terbatas. Meskipun demikian BKKBN tetap memberikan pelayanan dengan memperhatikan protokol kesehatan.
Dikemukakakannya terkait persedian alat kontrasepsi IUD,pil dan suntik, di BKKBN Kaltim stok masih mencukupi, hanya yang mengalami kekurangan alat kontrasepsi kondom. Namun hal itu sudah diupayakan untuk penambahan di datangkan dari Gorontalo sebanyak 500 gros.
Edi Muin menambahkan dengan adanya wabah COVID-19 maka bukan hanya di Provinsi Kalimantan Timur,tetapi juga secara nasional mempengaruhi target pencapaian kepesertaan ber KB. Oleh karena itu BKKKBN tidak tinggal diam dengan kondisi tersebut,tetapi mencari-terobosan-terobosan atau soslusi.
“Jika tidak mencapai target tentunya tidak terlalu jauh, karena terus dilakukan upaya-upaya meminimalisir dampak-dampak dari COVID-19 terhadap program Bangga Kencana,”ujarnya.