Tenggarong (ANTARA) - Keberadaan Posko Aliansi Satgas COVID-19 Desa Muara Enggelam, Kecamatan Muara Wis, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) terbilang efektif mencegah masuknya virus yang mewabah dan menjadi pandemi global ini masuk ke desa.
Keberadaan posko di muara sungai atau pintu masuk desa memudahkan tim relawan bertugas mengawasi dan memeriksa siapa saja yang masuk ke desa.
Diakui Kepala Puskemas Pembantu (Pusban) Desa Muara Enggelam, Ramsyah sejak posko berdiri pada 27 Maret 2020 mereka setidaknya berhasil mendata 18 orang Pelaku Perjalan dari Daerah Terjangkit (PPDT).
“Mereka yang masuk PPDT kita data dan dilaporkan melalui aplikasi ke Puskesmas Induk Muara Wis,” ungkap Ramsyah ketika dihubungi via WhatsApp, Rabu (15/4).
PPDT dimaksud merupakan masyarakat desa yang baru saja melakukan perjalanan dari daerah terjangkit seperti Samarinda dan Tenggarong.
Alasan perjalanan beragam, baik habis menempuh pendidikan maupun berobat ke RS di daerah terjangkit dimaksud.
Sesuai protokol kesehatan yang ditetapkan, 18 orang PPDT dimaksud telah diminta melakukan karantina mandiri selama 14 hari di rumah masing-masing. Dan hingga akhir masa karantina mandiri semua menunjukan sehat dan tidak ada gejala terjangkit COVID-19.
Terlebih memang mereka mengaku tidak ada kontak fisik selama di daerah terjangkit.
Dia mengkau kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan diri dan keluarga cukup bagus.
Pihak relawan juga senantiasa meningkatkan sosialisasi pencegahan penularan COVID-19 seperti rajin cuci tangan pakai sabun, cara menggunakan masker yang benar, dan segera melapor ke petugas kesehatan kalau ada keluhan.
Menurutnya, kehadiran posko tersebut terbentuk sejak 27 Maret 2020 atas usulan bersama dengan melibatkan masyarakat melalui forum musyawarah desa.
Sejak berdiri sudah melakukan pemeriksaan suhu tubuh sejumlah warga yang hilir mudik, selain itu sejumlah kendaraan tidak lepas dari aksi penyemprotan desinfektan oleh petugas.
“Yang kami periksa adalah orang pendatang baru atau warga yang baru datang melakukan aktivitas dari luar desa, dan itu bisa kami deteksi, lantaran letak posko ini berada hanya 50 meter dari pintu gerbang desa, selain itu masyarakat di desa ini, kami berikan edukasi untuk tetap menerapkan pola hidup bersih dengan tetap melakukan aksi cuci tangan, baik sebelum maupun setelah memegang barang seperti sembako yang mereka beli,” katanya.
Terkait personel yang bertugas di posko tersebut kata Ramsyah, melibatkan semua pihak seperti dari pemerintah desa, linmas, tenaga medis, PKK desa, ketua karang taruna, pemuda, serta warga terdekat yang keseharian mereka tetap berjalan sebagai nelayan dan seusainya mereka ikut membantu di posko aliansi ini.
Posko ini beroperasi mulai pagi sekira 7.30 hingga 17.00 wita. Adapun kegiatan rutin posko melakukan penyemprotan pada benda mati, rumah, dan rakit terapung yang dilakukan di 4 RT dengan jadwal 1 minggu sekali.
Sedangkan pelayanan pusban yang menjadi tanggung jawabnya, dia mengaku untuk sementara perannya sebagai perawat dibantu bidan yang sama-sama bertugas di puskesmas pembantu. “Kebetulan ada dua petugas. Saya sebagai perawat dan satu lainnya bidan di polindes,” sebutnya.
Lainnya, sejak mereka bertugas menjadi relawan di posko, sembari mengisi waktu juga telah dilaksankan pengisian sensus penduduk online hampir 90 persen warga Desa Muara Enggelam.
Posko Aliansi Satgas COVID-19 Desa Muara Enggelam Data 18 Orang PPDT
Rabu, 15 April 2020 14:19 WIB
Mereka yang masuk PPDT kita data dan dilaporkan melalui aplikasi ke Puskesmas Induk Muara Wis,