Balikpapan (ANTARA News Kaltim) - Krisis bahan bakar minyak yang melanda Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, berakhir dengan tidak ada lagi antrean panjang di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).
"Antrean paling banyak 10 motor per jalur, mobil 3-4 unit," kata Aisyah, petugas pengisian pertamax di SPBU Km 4 Jalan Soekarno-Hatta Balikpapan, Kamis.
Ia mengatakan, antrean untuk mendapatkan premium juga tidak terlalu lama, sudah seperti biasa, normal lagi. "Prosesnya sudah lancar," ujarnya.
Hal serupa juga terjadi di SPBU lain, bahkan antrean truk untuk membeli solar yang mulai dijual pukul 21.00, dan sebagian lagi pukul 23.00, tidak seperti saat krisis yang panjangnya hingga satu kilometer.
Pulihnya distribusi BBM dan berhentinya "panic buying" dianggap keberhasilan kebijakan pembatasan pembelian BBM, pengawasan ketat kepolisan terhadap pembeli di SPBU, pengaturan tempat dan jam pembelian solar, serta tersedianya pertamax 24 jam.
"Kami menilai kebijakan pembatasan pembelian dan semua kebijakan yang kita ambil dalam sepekan ini berjalan efektif, memeratakan jatah BBM dan menghentikan kepanikan masyarakat soal kekurangan stok BBM," kata Fatly Parakkasi, Ketua Komisi III DPRD Balikpapan.
Pemerintah Kota Balikpapan membatasi pembelian premium maksimal 25 liter untuk mobil pribadi, angkutan kota, termasuk taksi yang menggunakan argo.
Untuk menegakkan aturan itu, aparat kepolisian dari Polresta Balikpapan mengerahkan tujuh anggotanya di setiap SPBU ditambah petugas dari Dinas Perhubungan dan Satgas Pertamina.
Di SPBU Damai Jalan MT Haryono, motor yang memiliki tangki BBM besar berkapasitas 16 liter hanya diberi maksimal 10 liter, selain nomor polisinya dicatat.
"Mereka yang nomor polisinya dicatat baru boleh ikut antre lagi di SPBU ini tiga hari lagi," kata Hernandang, Kepala SPBU Damai.
Kendaraan roda empat dapat membeli solar di SPBU dalam kota mulai pukul 21.00 atau pukul 23.00. Truk atau truk dengan roda 6 ke atas hanya bisa mendapatkan solar bersubsidi di SPBU di pingir Kota Balikpapan, yaitu di SPBU di Km 9 dan Km 15 Jalan Soekarno-Hatta, termasuk di Km 38 Jalan Soekarno-Hatta yang sudah berada di wilayah Kutai Kartanegara.
Di sisi timur ada solar bersubsidi di SPBU Jalan Syarifuddin Yoes. "Truk-truk besar antrenya di luar kota yang tempatnya lebih lapang sehingga tidak mengganggu lalu lintas di dalam kota. Itu bagus. Kami mendukung bila itu jadi kebijakan permanen," kata Fatly.
Di sisi lain, pulihnya distribusi BBM ini juga ditandai dengan kembali berjualannya para penjual BBM botolan di tepi jalan di Kota Balikpapan.
Premium dijual dengan harga Rp6.000 per botol, lebih kurang satu liter, dan pertamax Rp10.000 per botol.
Semakin mudahnya mendapatkan BBM di tepi jalan ini juga mengurangi antrean di SPBU.
"Ini BBM stok lama. Sekarang beli BBM dibatasi dan nomor polisi motor kita dicatat," kata Dodi, pemuda penjual bensin eceran di kawasan Sepinggan. (*)
Krisis BBM di Balikpapan Berakhir
Kamis, 22 Maret 2012 16:08 WIB