Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Program "food estate" dan "rice estate" yang dicanangkan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur akan menggunakan lahan milik pemerintah di 10 kabupaten di wilayah itu.
Usai memimpin rapat persiapan penetapan Kaltim sebagai Provinsi Lumbung Pangan "Food Estate" dan "Rice Estate" di Kantor Gubernur, Samarinda, Rabu (28/12), Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak mengatakan, meski lahan yang digunakan milik pemerintah namun untuk menyukseskan program itu juga perlu dukungan rakyat yang berda di sekitar lokasi dibangunnya "food estate" dan "rice estate".
Menurut Gubernur, jumlah lahan yang telah disiapkan untuk program "food estate" dan "rice estate" tersebut adalah 302.484,82 hektare.
Luas lahan 302.484,82 hektare tersebut tersebar di 10 kabupaten se-Kaltim, yakni Berau sebanyak 11.901 hektare, Bulungan 73.976 hektare, Kubar 53.872 hektare, Kukar 76.826 hektare, Kutim 62.630 hektare, Malinau 1.306 hektare, Nunukan 12.434 hektare, Penajam Paser Utara (PPU) 9.774 hektare, Paser 15.999 hektare dan Kabupaten Tanah Tidung 4.919 hektare.
Gubernur mengakui lahan tersebut tidak merata keberadaan dan jumlahnya namun diharapkan dari 10 kabupaten itu dapat menyukseskan program tersebut karena target kebutuhan yang diharapkan sebenarnya hanya sekitar 200 ribu hektare.
Untuk itu, jumlah luas lahan yang digunakan akan dicek kembali seberapa luas ketersediaan lahan dari Pemkab, Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan Tim Pemprov Kaltim.
Di samping itu, lanjut dia, untuk menyukseskan program tersebut, pemerintah berharap dapat mempersiapkan tenaga andal yang diperlukan, baik yang berasal dari Jateng, Jatim, Jabar, Bali, NTT dan Sulsel, dalam upaya menjadikan Kaltim sebagai untuk menjadi lumbung pangan nasional.
Sejumlah calon investor telah berminat mendukung program "food estate" dan "rice estate" seperti PT SHS, PT Miwon, PT Solaria, PT Tiga Pilar Coorporation, PT Harim, PT Teh Mipim Indonesia, PT Anugrah, PT Inkoptan, PT Inkrakapenka, PT Sanghyang Sri, PT Pupuk Sriwijaya, PT Pupuk Kaltim, PT Pupuk Hujang, PT Petrokomia, PT Pertani, PT Pandurata, PT Bosowa Group.
"Ternyata `food estate` dan `rice estate` menarik para investor untuk mendukung program tersebut," jelasnya.
Menurut dia, karena program tersebut masuk dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesi (MP3EI) Kaltim, maka seluruh pihak diharapkan turut mendukung suksesnya prograkm "food estate" dan "rice estate" ini, baik pemerintah, BUMN maupun masyarakat.
"Jika Kaltim dapat menyukseskan "food estate" dan "rice estate" ini, apalagi program tersebut juga mendukung kesejahteraan rakyat Kaltim, tentu daerah mampu menyumbang kebutuhan pangan secara nasional ke depannya," kata Awang.
Gubernur mengharapkan program "food estate" dan "rice estate" Awang dapat membuka lapangan kerja bagi masyarakat Kaltim yang belum mendapatkan pekerjaan.
"Kelak tidak boleh lagi ada masyarakat Kaltim yang tidak sejahtera. Kemudian, tidak ada lagi masyarakat Kaltim yang menganggur dan tidak mendapatkan kesehatan serta pendidikan. Mudah-mudahan dengan program food estate dan rice estate ini mendukung Pemerintah Daerah menuju Kaltim Bangkit 2013," katanya.
Perluas Kerja sama
Dalam kesempatan itu, Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak mengatakan pihaknya akan memperluas kerjasama antarpemerintah daerah seperti dengan provinsi terdekat di Pulau Sulawesi.
Menurut dia, kerja sama antardaerah di Sulawesi itu mutlak dilakukan, seperti yang dilakukan Kaltim saat ini dengan Kalsel, Kalteng dan Kalbar.
"Kerja sama dengan Sulsel, Sulbar, Sulteng, Sulut, Gorontalo, bahkan Sultranya sebab antara Kaltim dan Sulawesi saling membutuhkan. Contohnya, Kaltim menghasilkan pupuk, sementara Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat membutuhkan pupuk karena di sana merupakan lumbung pangan. Mereka membutuhkan urea dan NPK yang datang dari Kaltim," ujar Awang Faroek.
Apalagi, lanjut dia, saat ini ada kelangkaan semen sehingga diperlukan kerja sama Pemerintah Sulawesi Selatan, misalnya dukungan perusahaan Bosowa dan Tonasa akan memberikan kontribusi yang besar dengan kebutuhan semen di Kaltim untuk proyek-proyek yang kini dilakukan seperti pembangunan jalan tol, bandara, jembatan dan pembangunan infrastruktur lainnya.
"Selain itu, katanya, dalam melaksanakan program `food estate` dan `rice estate`, Kaltim memerlukan banyak tenaga kerja," ujarnya. (*)