Balikpapan (Antaranews Kaltim) - Dalam Debat Kedua Calon Presiden yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Minggu 17/2 malam, calon presiden (capres) nomor urut 02 Prabowo Subianto dianggap tidak cukup memberi penjelasan atas ide dan gagasannya bila terpilih sebagai Presiden Republik Indonesia.
"Padahal dia berhadapan dengan petahana Jokowi yang punya prestasi berderet,” kata Rektor Universitas Balikpapan Dr Piatur Pangaribuan, Senin.
Selain itu juga dapat dipahami bila Capres 02 tidak mau menyebut data yang menjadi mengacu kepada keberhasilan Capres 01. Data yang diambil dari pihak luar seperti Bank Dunia yang dilihat dari perpektif oposisi.
Karena itu, menurut Piatur, sebetulnya sudah tepat bila Prabowo mengatakan bahwa sebagai calon presiden tandingan dia dan timnya memiliki cara alternatif dalam menangani berbagai masalah bangsa.
"Terlepas dari keterbatasan waktu yang dimiliki untuk menjelaskan, setidaknya bisa dijelaskan poin-poinnya,” kata Piatur lagi.
Namun demikian, penjelasan tentang strategi atau kebijakan alternatif itu tidak pernah dibeberkan hingga debat usai. Pernyataan Capres 02 bahwa dirinya akan membela petani, misalnya, tidak ada penjelasan yang gamblang bagaimana praktiknya. Demikian juga kritik pada pembangunan infrastruktur yang sedang dikerjakan petahana yang disebutkan tidak efisien, tidak ada penjelasan lebih lanjut.
Sepanjang debat kedua kali yang membahas sektor energi, lingkungan, juga infrastruktur tersebut, calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo membeberkan apa saja yang sudah dikerjakan pemerintah di bawah pimpinannya.
"Memang, itu keuntungan petahana karena dia sudah menjabat dan sudah berbuat. Pada Jokowi hal itu menjadi keuntungan karena dia memang bekerja keras selama ini,” lanjut Piatur.
Piatur menjelaskan, bila saja pemerintahan Jokowi tidak melakukan pencapaian atau membuat prestasi-prestasi, maka menjadi petahana justru tidak menguntungkan. Ia akan diserang dari sisi itu.
"Petahana juga banyak kekurangan,” demikian Rektor Universitas Balikpapan Dr Piatur Pangaribuan.(*)