Balikpapan (Antara) - Hariyadi menyerahkan keputusan mengenai statusnya sebagai pelatih kepala tim "Beruang Madu" kepada manajemen Persiba Balikpapan setelah adanya desakan mundur suporter menyusul hasil imbang 1-1 Persiba vs Madura FC pada Sabtu (4/8).
"Kalau masih dipercaya ya terus (melatih), kalau tidak dipercaya lagi sama manajemen, ya tidak masalah. Itu risiko profesi,” kata Hariyadi dalam jumpa pers usai pertandingan di Balikpapan, Kaltim, Sabtu.
Desakan mengundur kepada pelatih asal Diklat Sepakbola Salatiga itu menguat setelah Persiba hanya mendapat hasil seri 1-1 lawan Madura FC. Sepekan sebelumnya, di Sumenep markas Madura, Siswanto dan kawan-kawan takluk 2-1.
"Awal yang buruk untuk memulai putaran kedua, kehilangan 2 poin di kandang," kata Sunarto, pentolah suporter Beruang Madu.
Persiba kini berada di urutan ke-9 dari 14 tim di klasemen sementara Liga 2 setelah mengantongi nilai 11 hasil tiga kali menang dan dua kali seri.
"Berada di papan tengah, tapi rawan kembali jatuh di zona degradasi bila keadaannya tetap begini," kata Teddy Johan, jurnalis olahraga senior di Balikpapan.
Sumber di lingkungan Persiba menyebutkan, meski baru ditetapkan sebagai pelatih kepala, Hariyadi diberi kesempatan hingga pertandingan kandang Persiba lawan Persiwa pada Kamis (9/8) mendatang.
Di sisi lain, Hariyadi sebenarnya cukup sukses mengangkat performa Siswanto Cs sepeninggal pelatih Wanderley Junior yang mundur awal Juli lalu. Dalam dua partai kandang, "Beruang Madu" tampil penuh semangat untuk mendapatkan dua kali kemenangan.
Bahkan, kemenangan atas Gresik United tergolong spektakuler dengan skor 6-0, dan gelandang serang Rossi Noprihanis mencetak hattrick.
Demikian juga pertandingan lawan Martapura FC yang tergolong tim papan atas. Perlawanan habis-habisan tuan rumah membuahkan hasil meski harus menunggu di menit ke-95.
Sekali lagi Rossi Noprihanis menjadi pahlawan setelah gol dibuatnya dari ujung kanan kotak penalti Martapura, di mana bola melengkung deras dan masuk lewat sudut kiri atas tiang jauh gawang dan membuat kedudukan 2-1 tak bisa dikejar lagi oleh anak-anak latih Frans Sinatra Huwae.
Hanya saja kemudian hasil negatif kembali menghampiri. Di kandang Madura FC di Sumenep, Persiba takluk 2-1. Sepekan kemudian, di kandang di Stadion Batakan, Madura FC berhasil mencuri poin dengan menahan imbang Beruang Madu 1-1. Hasil negatf ini yang menyebabkan Hariyadi ditekan suporter untuk mundur.
"Kami sudah berusaha maksimal," kata Hariyadi tentang hasil seri lawan Madura.
Faktanya memang Persiba unggul 1-0 sampai menit ke-74, sampai akhirnya penalti Frengky Turnando di menit ke-10 itu disamakan Janneth Kamare.
Dalam laga yang berlangsung sangat sore itu memang terlihat Persiba mengejar kemenangan dengan Hariyadi memasang tiga penyerang sekaligus dan menggunakan pola 4-3-3. Serangan-serangan dibangun dari sayap dan umpan-umpan lambung. Persiba berhasil mendapat keuntungan dengan kesalahan bek Madura dan Frengky mendapatkan penalti.
Namun kemudian, Madura bertahan lebih tenang dan lebih tangguh. Permainan Persiba terbaca, dan Madura bisa menyerang balik hingga akhirnya bisa mencetak gol.
"Tapi memang hasil imbang di kandang dalam situasi seperti ini sulit diterima," kata Teddy.
Persiba perlu setiap poin untuk menjauhi degradasi dan kembali ke target semula berlaga di Liga 1. (*)