Balikpapan (Antaranews Kaltim) - Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Timur Inspektur Jenderal Polisi Priyo Widyanto menegaskan bahwa polisi tetap melakukan pemantauan terhadap para bekas narapidana teroris yang ada di wilayah setempat.
"Mereka terpantau baik dalam program deradikalisasi," kata Kapolda kepada wartawan di Balikpapan, Senin.
Menurut Kapolda Widyanto, sebagian dari para bekas narapidana teroris bahkan sudah kembali berbaur dengan masyarakat dan membantu polisi dalam perlawanan terhadap terorisme.
"Kita sangat bersyukur itu, mereka mau berbaur dan kembali ke masyarakat serta mendukung polisi," kata Kapolda lagi.
Ia juga menegaskan bahwa status keamanan Kalimantan Timur tetap kondusif meskipun kesiagaan aparat maksimum menyusul serangan bom di tiga gereja pada Minggu (13/5) dan kemudian kantor polisi di Surabaya pada Senin pagi.
Menurut Kapolda, sebelum kejadian teror bom di Surabaya, kepolisian Kaltim sudah secara intensif melakukan pengamanan di beberapa lokasi yang rawan mendapat serangan. Setelah terjadi serangan, pengamanan di tempat-tempat rawan itu semakin diintensifkan.
"Terutama tempat-tempat di mana ada orang banyak berkumpul, rumah ibadah, pusat perbelanjaan, hingga terminal, bandara, dan pelabuhan, semua kami intensifkan pengamanannya," tegasnya.
Kapolda memimpin seremoni pemusnahan barang bukti narkoba dan minuman keras di halaman parkir Dome Balikpapan, Jalan Ruhui Rahayu, Senin.
Sebanyak 6 kg narkoba jenis sabu-sabu dilarutkan ke dalam air dan ribuan botol minuman keras dilindas dengan stomwalls, alat berat yang biasa digunakan untuk meratakan permukaan jalan aspal yang baru digelar.
Para teroris pernah meneror Kaltim dengan meledakkan bom molotov di Gereja Oikumene di Jalan Cipto Mangunkusumo di Loa Janan Ilir, Samarinda Seberang, pada 13 November 2016.
Bocah 2,5 tahun Intan tewas karena luka bakar akibat serangan ini, sementara pelakunya Juhanda dijatuhi hukuman seumur hidup. Pelaku lainnya dihukum antara 6-7 tahun.(*)