Samarinda (ANTARA Kaltim) - Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur menyatakan kinerja fiskal pemerintah provinsi setempat pada triwulan II-2017 menurun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, baik dari sisi pendapatan maupun pengeluaran.
"Berdasarkan data yang kami himpun dari Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Provinsi Kaltim, realisasi pendapatan hingga triwulan II-2017 tercatat Rp4,19 triliun atau 51,80 persen dari total APBD Kaltim 2017," tutur Plt Kepala BI Kantor KPw Provinsi Kaltim Mohd Irwan di Samarinda, Sabtu.
Capaian ini lebih rendah ketimbang realisasi kinerja pada triwulan II-2016 yang mencapai Rp4,71 triliun atau sebesar 60,63 persen dari total APBD Kaltim dalam tahun anggaran itu, sehingga diharapkan pemprov mampu meningkatkan realisasinya di triwulan III dan triwulan IV-2017.
Ia juga mengatakan bahwa realisasi pendapatan Pemprov Kaltim pada triwulan II-2017 terkontraksi hingga 10,86 persen "years on years" (yoy)
Sementara dari sisi belanja, penyerapan anggaran Pemprov Kaltim sampai dengan triwulan II tahun ini justru terjadi peningkatan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
"Pada triwulan II-2017 realisasi belanja Kaltim mencapai Rp3,42 triliun atau sebesar 42,24 persen dari total anggaran, sehingga serapan ini lebih tinggi ketimbang realisasi belanja triwulan II-2016 yang senilai Rp3,34 triliun," ucap Irwan.
Ia mengatakan, ekonomi Kaltim tumbuh lebih rendah, dari 3,9 persen di triwulan II-2016 (yoy) menjadi 3,6 persen pada triwulan II-2017.
"Pergerakan ekonomi Kaltim pada triwulan II-2017 sesuai dengan perkiraan sebelumnya, dengan capaian yang lebih baik ketimbang angka proyeksinya. Namun, angka pertumbuhan ekonomi Kaltim di periode ini masih di bawah level pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,01 persen," katanya lagi.
Dari sisi lapangan usaha, lanjut dia, terbatasnya kinerja pertambangan dan perlambatan industri pengolahan menjadi penyebab utama deselerasi pertumbuhan ekonomi.
Sedangkan dari sisi pengeluaran, penurunan harga komoditas pada tingkat internasional memberikan tekanan terhadap kinerja ekspor luar negeri dari Provinsi Kaltim.
"Di sisi lain, penurunan permintaan dari sejumlah negara mitra dagang sehingga turut menyebabkan perlambatan kinerja ekspor. Kondisi serupa juga terjadi pada komponen investasi dan komponen konsumsi pemerintah yang terkontraksi pada triwulan II-2017," ucap Irwan. (*)