Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Penyaluran kredit dari lembaga perbankan di Kalimantan Timur selama semester pertama 2017 mencapai Rp23,47 triliun atau tumbuh sekitar 3 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya.
"Dengan demikian, ekonomi Kalimantan Timur mengalami perbaikan yang dimulai sejak akhir 2016," kata Kepala Bank Indonesia Perwakilan Balikpapan Suharman Tabrani dihubungi di Balikpapan, Jumat.
Menurut ia, kredit itu terserap di berbagai sektor usaha, terutama sektor pertanian, konsumsi, dan jasa konstruksi. Bahkan, sektor pertanian menyerap hingga 22,79 persen kredit perbankan.
Pertanian yang dimaksud, sebagian adalah peremajaan kebun kelapa sawit dan pembangunan atau pengadaan fasilitas pendukungnya.
Kepala Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi Bank Indonesia Balikpapan Thomy Andryas menambahkan, realisasi pertumbuhan pada sektor pertanian menunjukkan upaya peragaman penyaluran kredit ke berbagai sektor mulai menunjukkan hasil.
Sebelumnya kredit perbankan Balikpapan memang didominasi sektor konstruksi dan pertambangan migas serta batu bara, termasuk di dalamnya kredit ekspor dan kredit konsumsi, seperti kepemilikan rumah dan kendaraan.
"Apabila dilihat dari jumlah kredit macet pada sektor pertanian juga sangat kecil, yaitu hanya 0,37 persen. Ruang peragaman ekonomi masih terbuka lebar bagi pengusaha, juga bagi pelaku usaha perbankan selaku penyedia modal kerja," jelas Andryas.
Berkenaan dengan kredit macet tersebut, jumlahnya seluruhnya mencapai 12,5 persen dari total kredit yang disalurkan.
"Memang besaran NPL (non-performing loan) atau kredit macet belum berkurang, tapi bukan berarti perbankan tidak berupaya memperbaiki kualitas kredit. Restrukturasi tidak bisa selesai dengan cepat, apalagi kalau sampai harus melelang agunan pada saat perekonomian belum sepenuhnya pulih," papar Suharman Tabrani.
Ia juga yakin kelancaran pengembalian kredit masih bisa meningkat hingga akhir tahun 2017, sejalan dengan kondisi ekonomi yang membaik, ditandai dengan geliat di sektor ekspor energi yang menemukan pasar baru di Afrika Selatan.
"Meskipun juga perbankan masih tetap harus hati-hati karena kenaikan harga batu bara itu masih bersifat sementara. Bisa saja India dan China yang menjadi pembeli terbesar batu bara Kaltim mengubah kebijakan energinya sehingga berdampak kepada konsumsi batu bara dan perdagangannya," ujarnya.(*)
Penyaluran Kredit di Kaltim Tumbuh 3 Persen
Jumat, 25 Agustus 2017 14:05 WIB