Samarinda (ANTARA Kaltim) - Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur melakukan pelatihan kepada petani tentang pengolahan produksi perkebunan karet, agar ke depan harga karet bisa meningkat seiring dengan meningkatnya kualitas pengolahan pascapanen.
"Persoalan kualitas karet oleh rakyat yang masih di bawah standar, jelas berpengaruh pada harga jual produksi karet. Hal ini juga menjadi persoalan dari hasil karet petani di Kaltim," ucap Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Kaltim Ujang Rachmad di Samarinda, Selasa.
Penyebab di beberapa daerah penghasil karet di Indonesia juga ada yang mengalami hal sama, yakni faktor pengolahan karet kerap dituding sebagai penyebab mengapaa kualitas karet rakyat saat ini masih rendah.
Akibat dari kualitas karet yang rendah, katanya, sehingga mempengaruhi harga karet yang cenderung turun, karena belum mencapai standar nasional maupun internasional, mengingat karet mentah seharusnya bisa dijadikan bahan baku untuk beberapa produk berkualitas.
Dalam upaya meningkatkan pengetahuan tentang mutu karet kepada para petani dan pihak lain yang terkait, maka pekan lalu pihaknya telah mengadakan Pelatihan Pengolahan Produk Perkebunan Komoditi Karet.
Pelatihan tersebut diikuti sejumlah pedagang pengumpul karet, kelompok tani dan petani karet. Mereka berasal dari Kecamatan Barong Tongkok, Kabupaten Kutai Barat. Pelatihan juga digelar di Barong Tongkok.
Ia kembali menakankan bahwa rendahnya mutu karet jelas berpengaruh pada harga jual, sehingga dengan adanya pelatihan ini, maka petani mampu meningkatkan kualitas karet demi memperoleh keuntungan yang lebih tinggi.
"Melalui pelatihan dan pertemuan tersebut, maka masyarakat dan petani karet dapat lebih memahami akan pentingnya mutu karet, mengingat setiap produk yang akan dijual harus sesuai dengan permintaan pasar, yaitu menginginkan hasil yang berkualitas. Bila kualitas bagus, tentu harga juga akan bagus," katanya.
Ia juga mengatakan bahwa selama ini petani hanya memikirkan bobot tinggi tanpa memperhatikan mutu yang sesuai dengan harapan perdagangan internasional.
"Padahal jika hanya bobot yang dipikirkan tanpa memperhatikan kualitas, maka harga tidak akan terdongkrak. Inilah yang menyebabkan mutu karet kita kalah bersaing dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand. Namun dengan adanya pelatihan ini, tentu akan dapat menciptakan perubahan cara pandang," ujar Rachmad. (*)