Samarinda (ANTARA News - Kaltim) - Pihak SMP Negeri 10 Samarinda menggelar kegiatan yang menghadirkan seorang motivator guna memberikan motivasi dan pencerahan kepada 314 siswa kelas 3 sekolah tersebut sehingga secara mental siap menghadapi Ujian Nasional (UN) pada April 2011.
"Saya diminta oleh Kepela SMPN 10 Samarinda untuk memberikan motivasi, jadi kapasitas saya bukan untuk membuat agar para siswa mengetahui soal dalam UN, namun mengajak mereka supaya tenang dalam UN," kata motivator Kaltim Syafruddin Pernyata usai memberikan arahan kepada 314 siswa itu di Samarinda, akhir pekan lalu.
Syafruddin yang juga mantan Kepala Dinas Pendidikan Kaltim dan saat ini menjadi Kepala Badan Perpustakaan Kaltim ini melanjutkan, bahwa berdasarkan pengalaman, ternyata banyak anak yang nilainya jatuh saat UN bukan karena mereka tidak bisa, tapi karena tegang.
Terkait dengan itu, Syafruddin yang pernah menjadi wartawan pada sebuah koran nasional itu memberikan motivasi agar anak-anak itu merasa yakin mampu menjawab soal-soal dalam UN dengan tenang. Selain itu, peserta UN juga diharapkan tidak tegang karena akan mampu mempengaruhi kecerdasan.
Menurut mantan Dosen Fakultas Ilmu Pendidikan di Universitas Mulawarman itu bahwa faktor utama dalam mendapatkan nilai terbaik saat UN, selain teknik dan mengusai pelajaran sekolah, juga ketenangan saat menjawab dan siap secara mental.
Tanpa adanya kesiapan mental, maka sepintar apapun anak dalam mengusai mata pelajaran, maka akan gugup dan tegang saat menghadapi UN sehingga konsentrasi menjadi buyar.
"Tujuannya agar semua siswa agar selalu tenang menghadapi ujian, termasuk dalam menghadapi masalah apapun di rumah, karena semua masalah pasti ada jalan keluar sepanjang dihadapi dengan tenang," papar mantan Kepala Biro Humas Pemprov Kaltim itu.
Dalam kesempatan itu, Syafruddin juga bertanya kepada salah satu siswa tentang apa yang telah dia berikan kepada kedua orang tuanya selama ini, mengingat mulai dalam kandungan hingga saat ini, orang tua selalu memberikan yang terbaik buat anak-anaknya.
Siswa tersebut menjawab, bahwa dia belum bisa membahagiakan orang tua karena masih kecil dan masih sekolah. Namun siswa itu berjanji, jika kelak sudah dewasa dan bekerja, dia akan membahagiakan kedua orang tuanya.
Menurut Syafruddin bahwa jawaban itu salah karena anak tersebut ternyata menilai, bahwa membahagiakan orang tua hanya dengan materi, yakni setelah bekerja dia mengira bisa membalas jasa orang tua.
Padahal,ujarnya menambahkan bahwa sejak dini anak harus bisa membahagiakan orang tua. Cara yang bisa ditempuh di antaranya, belajar yang rajin, hormat kepada orang tua, menuruti nasehat, dan berusaha mendapat nilai terbaik di sekolah dan UN.
Sekolah Samarinda Hadirkan Motivator Persiapan Hadapi UN
Senin, 7 Maret 2011 20:53 WIB