Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Para guru dilarang bertanya soal sirkus lumba-lumba saat para aktivis Koalisi Penyelamat Satwa Balikpapan bertemu para kepala taman kanak-kanak, kelompok bermain, dan kepala SD dan SMP di Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin.
Dalam pertemuan di Aula SMKN-4, Gunung Bahagia, Balikpapan, itu, Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Balikpapan Purnomo langsung menjawab sendiri pertanyaan yang dilontarkan sejumlah guru, antara lain perwakilan SDN 01 Manggar Baru Sunarno dan SDN 001 Balikpapan Kota Suwiyanto.
"Hari ini yang kita bahas bukan tentang sirkus lumba-lumba," kata Purnomo.
Pertanyaan tersebut mengemuka karena pemberitaan yang ramai tentang aksi para aktivis Koalisi Penyelamat Satwa Balikpapan (KPSB) yang menentang penyiksaan yang dialami lumba-lumba yang bekerja untuk sirkus, sementara satu sirkus lumba-lumba tengah berpentas di Balikpapan sejak 20 Januari lalu sampai 19 Februari mendatang.
Agenda yang disetujui Disdikbud memang kampanye mengenai pengenalan hewan-hewan yang langka dan hewan yang dilindungi, terutama yang ada di sekitar Balikpapan.
"Kami memaklumi hal tersebut. Tidak apa-apa, yang penting kami sudah bisa menyampaikan bahwa Balikpapan memiliki sejumlah satwa langka dan dilindungi yang kita harus terus jaga kelestariannya," kata koordinator KPSB Maulana.
Setelah tidak mendapatkan penjelasan dari acara kampanye di SMKN-4 ini, banyak perwakilan sekolah yang kemudian meminta kontak para aktivis. Mereka juga mengundang para aktivis untuk berbicara di sekolahnya masing-masing.
"Kami sekolah Adiwiyata, artinya sekolah yang peduli pada pendidikan lingkungan hidup. Kami perlu masukan dan ilmu kawan-kawan aktivis ini,"� kata Maulana, mengutip perkataan perwakilan sekolah yang minta nomor kontaknya.
Pada kesempatan terpisah, Kepala Disdikbud Balikpapan Muhaimin menegaskan bahwa yang bisa difasilitasi adalah penyampaian informasi mengenai lingkungan hidup dan upaya-upaya pelestariannya, baik flora maupun fauna, terutama yang ada di Balikpapan.
Instansinya tidak bisa mengizinkan ajakan boikot atau semacamnya, apalagi faktanya pengelola sirkus lumba-lumba mendapat izin dari Kementerian Lingkungan Hidup sampai izin kepolisian untuk pertunjukannya.
Hingga kini, sudah dua pekan para aktivis KPSB terus menggelar aksi-aksi menentang pertunjukan sirkus lumba-lumba di halaman Transmart di Daun Village, Jalan MT Harjono.
Sepekan sebelum pertunjukan yang dimulai 20 Januari, para aktivis sudah berdemonstrasi, memanfaatkan hari bebas kendaraan bermotor (car free day) di Lapangan Merdeka untuk membagi-bagikan selebaran berisi informasi apa yang sesungguhnya terjadi dengan lumba-lumba di sirkus dan sirkus keliling.
Sirkus lumba-lumba di Transmart berasal dari Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta. Mereka membawa dua individu lumba-lumba, berang-berang, dan beberapa satwa lain.
"Pertunjukkan itu bisnis murni dan mengeksploitasi lumba-lumba," kata Husain Suwarno, aktivis lainnya.
Poin utama yang ditentang para aktivis adalah pernyataan pihak sirkus yang menyebutkan bahwa sirkus memiliki nilai-nilai pendidikan, terutama untuk anak-anak.
Menurut KPSB, penyiksaan kepada lumba-lumba dimulai sejak lumba-lumba dikirimkan dari kota tujuan pertunjukan.
"Saat diangkut, mereka dihimpit, namun tidak diberi air. Kulitnya hanya diolesi margarin atau sejenisnya dengan tujuan menjaga kelembabannya. Namun, hal itu justru bisa membuat kulitnya iritasi," terang Husein. (*)
Guru Balikpapan Dilarang Bertanya Soal Sirkus Lumba-lumba
Senin, 30 Januari 2017 21:17 WIB