Samarinda (ANTARA Kaltim) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur melalui instansi terkait ingin segera mewujudkan berdirinya Toko Tani Indonesia yang merupakan program nasional, dapat hadir di daerah ini guna mendekatkan rantai pemasaran produk pertanian ke konsumen.
"Saya berharap Toko Tani Indonesia sebagai pusat penjualan produk pertanian bisa segera hadir di Kaltim, karena keberadaannya sangat dibutuhkan petani dalam menyerap hasil panen mereka," ujar Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Kaltim Ibrahim di Samarinda, Jumat.
Ia menjelaskan sasaran lokasi Toko Tani Indonesia adalah di daerah konsumen, terutama daerah yang menjadi barometer fluktuasi harga dan pasokan komoditas pangan pokok dan stategis, sehingga pada 2015 mulai dibangun di sejumlah provinsi di Pulau Jawa, dan pada 2016 hingga 2019 di 34 provinsi di Indonesia.
Toko Tani Indonesia merupakan program nasional pemerintahan Presiden Joko Widodo yang bertujuan mendekatkan petani dan konsumen, sehingga pemasaran produk pertanian lebih pendek untuk mengurangi ongkos angkut.
Program Toko Tani Indonesia diresmikan Menteri Pertanian Amran Sulaiman pada 2015. Fungsi Toko Tani Indonesia adalah membeli produk langsung dari petani melalui Bulog dengan harga yang seharusnya menguntungkan petani.
Polanya adalah produk dari petani akan di tampung oleh Bulog, kemudian dari Bulog akan dibagi menjadi empat Toko Tani, yaitu TTI 1 (Mitra Bulog), TTI 2 (Outlet Bulog dan Bulogmart), TTI 3 (Perorangan dan Koperasi), dan TTI 4 (LUPM dan Gapoktan).
Sedangkan secara umum, lanjut Ibrahim, kriteria penerima kegiatan Toko Tani Indonesia antara lain pedagang tetap, memiliki tempat usaha, berlokasi strategis yang mudah dijangkau konsumen, dan sudah berpengalaman usaha bidang pertanian minimal 4 tahun.
"Tujuan berdirinya TTI antara lain menyerap produk pertanian khususnya bahan pangan pokok dan strategis, mendukung stabilitas harga, dan memberikan kemudahan masyarakat terhadap bahan pangan pokok. Itulah makanya TTI juga penting hadir di Kaltim," kata Ibrahim. (*)