Samarinda (ANTARA Kaltim) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur terus melanjutkan pembangunan Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Maloy, sebuah kawasan industri dan pengembangan ekonomi terpadu di Kabupaten Kutai Timur.
"Pendanaan pembangunan KIPI Maloy selain didukung APBD Kaltim juga didukung oleh APBN, apalagi kawasan ini masuk dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)," ujar Kepala Bidang Perhubungan Laut Dinas Perhubungan Kaltim Hafidz Lahiya di Samarinda, Selasa.
Ia menjelaskan, pada 2015 ini mendapat dana dari APBD Kaltim senilai Rp15,2 miliar untuk pembangunan sisi laut Pelabuhan Internasional Maloy, antara lain dermaga, pengerasan lahan heliped untuk tiga unit heliped.
Kemudian dari APBN 2015 melalui Ditjen Perhubungan Laut mengalokasikan dana senilai Rp125 miliar. Dana sebesar itu digunakan untuk pekerjaan lanjutan berupa fasilitas pelabuhan laut crude palm oil (CPO) pada Pelabuhan Maloy.
Didampingi PPTK KIPI Maloy Rudianto L Toruan, Hafidz melanjutkan, pembangunan KIPI Maloy selama ini terus dikebut agar bisa segera menjadi kawasan ekonomi, seperti pengembangan infrastruktur lahan dan perkantoran.
Dalam pembangunannya, kawasan ini sebelumnya telah memanfaatkan anggaran sebesar Rp229 miliar baik dari APBN maupun APBD Kaltim, seperti yang digunakan untuk menyiapkan dan pematangan lahan seluas total 6 ribu hektare.
Pelabuhan tersebut diproyeksikan menjadi pelabuhan terbesar demi mendukung distribusi sumberdaya alam di Kalimantan Timur, karena disiapkan menjadi terminal utama pengiriman crude palm oil (CPO), kontainer, batu bara, perikanan, dan untuk kebutuhan lain.
Pelabuhan Maloy pengembangannya menjadi prioritas karena untuk mendukung kawasan industri sawit dan turunannya.
KIPI Maloy dipersiapkan menjadi pusat pengolahan hasil kelapa sawit, CPO, dan produk turunan sawit seperti minyak goreng, kosmetik, mentega, pakan ternak, es krim, dan tekstil.
Konsep pembangunan KIPI Maloy adalah membangun klaster industri oleochemical dan pengolahan hasil tambang berskala internasional demi meningkatkan nilai tambah, menciptakan lapangan kerja, dan peluang bisnis.
Dalam perkembangannya, kata dia, KIPI Maloy telah diusulkan Pemprov Kaltim menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy Trans Kalimantan Economic Zone (MTKEZ) dengan luas 32.800 hektare.
MTKEZ merupakan salah satu lokasi khusus pembangunan di Koridor Ekonomi Kalimantan yang akan menjadi bagian dari postur konektivitas nasional guna memaksimalkan pertumbuhan.
"MTKEZ terintegrasi dengan KIPI Maloy seluas 5.305 hektare, Kawasan Industri Mineral Trans Kalimantan Economic Zone (TKEZ) seluas 26.500 hektare, dan Kawasan Industri Kimia Batuta Coal Industrial Port (BCIP) seluas 1.000 hektare," kata Hafidz lagi. (*)
Pemprov Kaltim Lanjutkan Pembangunan KIPI Maloy
Selasa, 22 September 2015 22:15 WIB