Samarinda (ANTARA Kaltim) - Pembangunan Kawasan Industri Pelabuhan Internasional (KIPI) Maloy di Kutai Timur (Kutim), dinilai kurang maksimal. Salah satunya karena pembangunan akses jalan menuju lokasi tersebut tak kunjung selesai.
Anggota Komisi III DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) Syafruddin mengatakan banyak anggaran yang sudah mengalir dalam pelaksanaannya, baik dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kaltim maupun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Infrastruktur harusnya menjadi fokus yang paling utama, terutama akses jalan menuju Pelabuhan Maloy yang digadang-gadang akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara. Karena kenyatannya masih jauh dari harapan. Mestinya dengan anggaran yang telah dialokasikan harus dapat terlihat perkembangannya, terutama akses jalan menuju lokasi pelabuhan," ucapnya.
Lebih lanjut lagi ia mengatakan saat ini masih ada ketidaksiapan pembangunan pelabuhan tersebut terutama dari sisi jalan. Seperti jalan lintas kabupaten yang kondisinya justru sangat memprihatinkan.
Tentu ini akan menjadi pertanyaan bersama. Kawasan industri yang telah dikonsep dengan baik dan akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara tapi infrastruktur jalannya tidak siap. Masih banyaknya jalan bergelombang di sepanjang jalan poros Samarinda-Bontang menuju Sangkulirang menunjukan bahwa infrastruktur tidak maksimal.
"Ini harus menjadi perhatian bersama baik pemerintah daerah maupun legislatif. Pelabuhan itu kan harapan kita bersama dalam menopang perekonomian Kaltim. Jadi tidak ada alasan untuk tidak segera memaksimalkan akses penunjang infrastrukturnya," katanya.
Namun begitu ia mengatakan pembangunan jangka panjang yang telah diusulkan dlam pembangunan Pelabuhan Maloy dan infrastruktur penunjang lainnya harus diapresiasi. Dengan harapan ke depan nanti akan bermanfaat bagi masyarakat Kaltim. Untuk gedung yang telah terbangun di area lokasi pelabuhan diharapkan juga bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk kepentingan orang banyak di kawasan tersebut. (Humas DPRD Kaltim/adv)