Balikpapan (ANTARA) - Pemerintah Kota Balikpapan melalui Dinas Perdagangan (Disdag) setempat memperkuat ketahanan pangan melalui penerapan strategi 4K, yaitu Ketersediaan pasokan, Kelancaran distribusi, Keterjangkauan harga, dan Kerja sama antar daerah. Strategi itu untuk menjaga stabilitas pasokan bahan pokok menjelang akhir tahun dan menghadapi potensi cuaca ekstrem.
Kepala Disdag Balikpapan, Haemusri Umar, mengatakan strategi 4K merupakan bentuk sinergi lintas sektor agar kebutuhan pangan masyarakat tetap terpenuhi dalam kondisi apa pun.
“Empat strategi ini menjadi panduan kami agar kebutuhan pangan masyarakat tetap aman, harga stabil, dan distribusi berjalan lancar sepanjang tahun,” ujar Haemusri, di Balikpapan, Selasa.
Dalam aspek ketersediaan pasokan, Disdag telah menjalin kerja sama dengan daerah penghasil bahan pangan di luar Kalimantan Timur. Distributor juga didorong menambah stok lebih awal agar tidak terjadi kekosongan saat permintaan meningkat pada Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025.
Untuk menjaga kelancaran distribusi, pemerintah memantau pola pengiriman logistik terutama dari Jawa dan Sulawesi yang berpotensi terganggu akibat cuaca ekstrem. Di sisi lain, pengawasan terhadap keterjangkauan harga dilakukan melalui pemantauan harian di pasar rakyat.
“Kami juga menguatkan kerja sama antar daerah agar rantai pasok pangan tetap terjaga meski ada gangguan cuaca atau transportasi,” katanya.
Meski pasokan pangan saat ini dinilai aman, Haemusri mengingatkan potensi kenaikan harga menjelang Nataru akibat lonjakan permintaan. Komoditas seperti cabai, bawang, dan daging ayam diprediksi mengalami kenaikan harga sementara.
“Kenaikan bisa terjadi bukan karena kekurangan pasokan, tapi karena permintaan meningkat saat perayaan Nataru,” tuturnya.
Menurut Haemusri pihaknya telah berkoordinasi dengan pelaku usaha untuk menjaga kestabilan harga di pasaran. Langkah antisipasi dilakukan dengan memastikan stok di pasar rakyat maupun ritel modern tetap tersedia dalam jumlah cukup.
“Kami sudah minta para distributor menambah stok lebih awal dan menjaga agar pasokan tidak terputus. Kalau stok stabil, harga bisa lebih terkendali,” jelasnya.
Pemerintah juga akan terus memantau harga harian di pasar tradisional, terutama pada komoditas pangan utama. Data pemantauan tersebut menjadi dasar dalam menentukan langkah intervensi jika terjadi lonjakan harga di atas batas wajar.
“Pemerintah juga tetap berkomitmen menjaga daya beli masyarakat. Kami ingin suasana Nataru berjalan lancar, aman, dan harga tetap terkendali,” ujar Haemusri.(Adv)
