Samarinda (ANTARA) - Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Kalimantan Timur menyambut baik dan mulai mengkaji secara serius rencana investasi dari perusahaan energi nomor satu Jepang, J-Power, untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) berkapasitas 300 Megawatt (MW) di Kecamatan Tabang Kutai Kartanegara.
"Secara teknis, pembangunan pembangkit dengan jarak berdekatan sangat memungkinkan, namun kami harus memastikan semua rencana patuh pada regulasi di Indonesia yang membatasi pembangunan di wilayah hulu dan kawasan konservasi," kata Kepala Dinas ESDM Kaltim Bambang Arwanto di Samarinda, Rabu.
Pihak Dinas ESDM mencatat bahwa usulan lokasi proyek dari J-Power di wilayah Gunungritan tersebut berjarak sekitar 12,65 kilometer dari proyek PLTA lama yang pernah dikelola oleh PT Indonesia Power.
Pemerintah provinsi akan memantau proses survei lapangan yang akan dilakukan J-Power selama tiga hingga empat hari ke depan untuk penyusunan studi kelayakan (feasibility study) di enam titik potensi.
Salah satu fokus utama kajian Dinas ESDM adalah memastikan tidak ada tumpang tindih (overlapping) lahan dari rencana ini dengan konsesi atau proyek lain yang sudah ada di kawasan Sungai Longboh.
Dinas ESDM mengonfirmasi bahwa di wilayah yang sama telah ada rencana pengembangan PLTA Batoq Kelo berkapasitas 300 MW oleh konsorsium PT PLN dan PT Tujuan Mulia Makmur.
"Proyek PLTA Batoq Kelo tersebut diproyeksikan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2030," kata Bambang.
Bagi Dinas ESDM Kaltim, minat investasi ini merupakan sinyal positif yang sangat sejalan dengan agenda besar transisi energi yang dicanangkan oleh pemerintah pusat.
"Kami berkomitmen untuk terus mengawal setiap potensi investasi energi terbarukan guna mendukung target nasional dalam pemanfaatan energi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan," demikian Bambang.
