Balikpapan (ANTARA) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI, Arifatul Choiri Fauzi, meresmikan Ruang Bersama Indonesia (RBI) yang berlokasi di Taman Bekapai, Kota Balikpapan, ditandai dengan pembubuhan tanda tangan pada prasasti sebagai simbol dimulainya pengelolaan RBI di kota tersebut.
“Program RBI menjadi sarana kolaborasi untuk memperkuat keluarga, melindungi anak, sekaligus menghindarkan anak-anak dari ketergantungan terhadap gawai,” kata Menteri Arifa dalam jumpa pers, Jumat (29/8).
Ia menekankan, RBI bukan hanya ruang simbolis, melainkan wadah nyata untuk melibatkan pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha dalam upaya mewujudkan lingkungan ramah anak serta penguatan perempuan.
Menurutnya, fasilitas tersebut juga sejalan dengan arahan Presiden untuk memperkuat kolaborasi lintas pihak. Salah satu kegiatan yang menjadi daya tarik RBI adalah permainan tradisional. Permainan tradisional diperkenalkan kembali agar anak-anak lebih banyak bersosialisasi dibandingkan hanya bermain gawai.
“Kalau anak-anak hanya dengan gawai, mereka cenderung menjadi individualis dan tidak bersosialisasi dengan masyarakat. Namun dengan permainan tradisional, anak-anak bisa bermain bersama, bersosialisasi, dan belajar kebersamaan,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Menteri Arifatul juga turut menjajal sejumlah permainan tradisional yang ditampilkan, seperti asinan, bola bekel, gasing, hingga egrang.
Ia menilai permainan tersebut tidak hanya menyenangkan, tetapi juga membangun karakter anak. Selain itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Balikpapan juga menyediakan fasilitas pemeriksaan kesehatan gratis bagi anak-anak yang hadir.
Arifatul menyampaikan bahwa RBI juga berfungsi sebagai ruang edukasi terkait pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Ia berharap angka kekerasan terhadap perempuan dan anak dapat ditekan melalui pendekatan preventif di masyarakat, sementara perempuan semakin berdaya secara ekonomi maupun sosial.
Arifatul mengungkapkan bahwa kedatangannya ke Kota Balikpapan adalah untuk kedua kalinya. Kunjungan pertama pada Februari lalu, melakukan silaturahmi dan menyosialisasikan program-program yang disinergikan antara Kementerian PPPA dan Pemerintah Kota Balikpapan.
“Kita datang waktu itu bulan Februari, dan Balikpapan ini termasuk cepat karena dalam waktu singkat sekarang sudah terwujud RBI. Program ini bukan hanya simbol, tetapi harus diisi dengan kegiatan nyata yang bisa memperkuat perempuan dan melindungi anak-anak kita,” katanya.
Ia juga menyinggung hasil kunjungannya ke Pasar Inpres Kebun Sayur pada Februari lalu, di mana seorang ibu menyampaikan banyak perempuan di lingkungannya terdampak masalah keluarga.
Melalui kerja sama dengan Permodalan Nasional Madani (PNM), kini sekitar 35–40 perempuan di kawasan tersebut mendapat penguatan ekonomi.
“Kalau ini berhasil, saya sudah minta PNM menambah jumlahnya lagi. Karena sebenarnya berbagai upaya bisa kita lakukan, yang penting ada kolaborasi dan sinergi, sesuai amanat Bapak Presiden,” tuturnya.
Arifatul menuturkan dengan diresmikannya, RBI di Balikpapan, maka Kementerian PPPA saat ini telah menjalankan enam proyek percontohan RBI di berbagai daerah, termasuk Balikpapan, Kutai Timur, dan Malang.
Sementara itu, Bunda PAUD Balikpapan Nurlena Rahmad Mas’ud menilai keberadaan RBI sangat penting untuk masyarakat perkotaan, terutama di tengah meningkatnya permasalahan rumah tangga.
“Ini dedikasi untuk mendorong anak-anak mau bermain lagi, terutama permainan tradisional. Dari Ibu Menteri juga banyak masukan bagaimana mewujudkan keluarga yang kuat, salah satunya lewat edukasi di ruang terbuka seperti ini,” katanya.
Nurlena menambahkan, RBI di Balikpapan ditargetkan tidak hanya ada di pusat kota, tetapi juga akan diwujudkan di setiap kecamatan bahkan kelurahan. Menurutnya, fasilitasnya pun harus sama, agar semua anak memiliki akses ruang terbuka yang layak, aman, dan ramah anak.
“Tidak boleh ada perbedaan, apalagi anak-anak, harus sama derajatnya. Jadi fasilitasnya juga harus sama, layak, dan ramah anak,” ujarnya.
