Balikpapan (ANTARA) - Polresta Balikpapan menggelar Operasi Patuh Mahakam (OPM) 2025 selama 14 hari, mulai 14 hingga 27 Juli, untuk meningkatkan kesadaran berlalu lintas dan menekan angka kecelakaan di jalan raya.
"Selama 14 hari ke depan, kami akan menindak delapan jenis pelanggaran yang menjadi fokus utama karena dinilai kerap menyebabkan kecelakaan lalu lintas dengan tingkat fatal tinggi," kata Kapolresta Balikpapan Kombes Pol Anton Firmanto usai Apel Gelar Pasukan di halaman Mapolresta Balikpapan, Senin (14/7).
Anton menyebutkan sebanyak 74 personel disiapkan dalam OPM 2025, personel tersebut disiagakan di titik-titik strategis wilayah hukum Polresta Balikpapan.
“Sasaran kita cukup spesifik ada delapan pelanggaran yang menjadi fokus kami, yaitu pelanggaran-pelanggaran yang sering berujung pada kecelakaan fatal,” ujarnya.
Adapun delapan pelanggaran tersebut meliputi penggunaan telepon genggam saat berkendara, pengendara di bawah umur, pengendara motor berboncengan lebih dari satu orang, tidak memakai helm berstandar SNI,
Kemudian pengemudi mobil yang tidak menggunakan sabuk keselamatan, pengemudi dalam pengaruh alkohol, pelanggaran batas kecepatan, serta pengemudi yang melawan arus.
“Pelanggaran-pelanggaran ini adalah penyebab utama kecelakaan lalu lintas berat. Maka kami akan konsisten melakukan pengawasan dan penindakan selama masa operasi,” tegasnya.
Menurut Anton, data kecelakaan lalu lintas di Kota Balikpapan dalam beberapa bulan terakhir menunjukkan peningkatan, terutama pada malam hingga dini hari, antara pukul 01.00 hingga 05.00 WITA.
“Kecelakaan sering terjadi pada jam-jam rawan tersebut. Penyebabnya bisa karena mengantuk, konsumsi alkohol, tidak memakai helm, atau tidak waspada saat berkendara,” jelasnya.
Ia melanjutkan, untuk mendukung efektivitas penindakan, Polresta Balikpapan juga mengoperasikan sistem tilang elektronik atau Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) yang telah aktif di sejumlah simpang utama kota.
“ETLE sangat membantu. Kamera akan secara otomatis merekam pelanggaran tanpa perlu interaksi langsung antara petugas dan pelanggar,” ujarnya.
Selain penindakan, lanjutnya, Polresta juga akan mengedepankan pendekatan edukatif dan persuasif, di antaranya dengan menyasar pelajar, komunitas ojek dalam jaringan (daring/online), hingga pengguna jalan umum.
“Kita tidak hanya menindak, tapi juga memberikan edukasi kepada masyarakat. Penyuluhan keselamatan kita lakukan langsung maupun lewat media digital,” katanya.
Anton menegaskan bahwa operasi ini bukan sekadar rutinitas, tetapi bagian dari upaya membangun budaya disiplin lalu lintas yang berkelanjutan di tengah masyarakat.
“Disiplin di jalan adalah bentuk tanggung jawab dan cerminan moralitas kita sebagai bangsa,” ujarnya.
Evaluasi pelaksanaan operasi akan dilakukan setiap hari untuk menilai efektivitasnya dan merancang langkah-langkah perbaikan ke depan dalam sistem pengawasan lalu lintas.
“Kami berharap masyarakat dapat memanfaatkan momentum operasi patuh Mahakam ini untuk memperbaiki kebiasaan dalam berlalu lintas, demi keselamatan bersama,” katanya Kapolresta.
Anton menambahkan, operasi patuh Mahakam merupakan program rutin Korlantas Polri yang digelar serentak di seluruh Indonesia, bertujuan menciptakan lalu lintas yang aman, tertib, dan berkeselamatan.
Menurutnya OPM merupakan kelanjutan dari upaya pengawasan lalu lintas pasca Operasi Ketupat Mahakam (OKM) yang dilaksanakan pada momentum Lebaran 2025.
“Kalau OKM lebih difokuskan pada pengamanan arus mudik dan balik, maka OPM menekankan pada pembentukan budaya disiplin dan kepatuhan masyarakat dalam berlalu lintas,” ujar Anton.
