Samarinda (ANTARA) - Kepala Dinas Pariwisata Kalimantan Timur, Ririn Sari Dewi di Samarinda mengajak peran pihak swasta khususnya para pengusaha perhotelan dan pariwisata untuk melakukan sejumlah inovasi dan terobosan baru dalam upaya mendongkrak lesunya sektor perhotelan dan pariwisata di daerah.
"Kami menyadari bahwa efisiensi anggaran membawa dampak besar terhadap kegiatan Meetings, Incentives, Conventions, and Exhibitions (MICE), yang selama ini menjadi salah satu sumber utama pendapatan hotel. Namun di balik tantangan ini, ada peluang untuk berinovasi dan memperkuat kolaborasi lintas sektor,” kata Ririn pada acara Bincang-Bincang Pariwisata 2025 di Samarinda, Kamis.
Ririn mengakui perhotelan di Kalimantan Timur tengah menghadapi dampak signifikan akibat efisiensi anggaran dengan turunnya pendapatan hotel dan berpengaruh pada aspek operasional, termasuk pemangkasan tenaga kerja dan penyesuaian layanan.
"Namun demikian dibalik tantangan itu, masih ada peluang untuk berinovasi dan memperkuat kolaborasi lintas sektor, agar kelesuan ini bisa diatasi," katanya pada acara Bincang-Bincang Pariwisata 2025 di Samarinda.
Kegiatan tersebut mengusung tema "Pariwisata yang Kuat di Tengah Efisiensi Anggaran, Kolaborasi dan Inovasi”,
Ia mengatakan, kegiatan ini mempertemukan pelaku industri pariwisata, akademisi, dan pemangku kebijakan untuk bertukar gagasan dan merumuskan strategi menghadapi realitas baru.
Dengan kondisi tersebut, lanjut Ririn pentingnya melakukan sinergi lintas sektor untuk memperkuat ketahanan industri pariwisata.
Meski menghadapi tekanan, ada sedikit angin segar berdasarkan data BPS Kota Balikpapan mencatat bahwa tingkat hunian hotel berbintang per April 2025 naik menjadi 53,79%, atau meningkat 14,59% dibanding Maret 2025.
“Kami menyambut baik tren ini, dan berharap daerah lain juga mengalami hal serupa. Namun untuk menjaga momentum, dibutuhkan kerja sama semua pihak,” Ujarnya.
Inovasi dan Kolaborasi dalam promosi juga menjadi titik terang bagi industri hotel. Banyak mitra pariwisata kini mengandalkan kekuatan media sosial untuk menarik wisatawan.
Hal ini terbukti efektif, dengan peningkatan kunjungan hotel yang signifikan dari kampanye digital.
Agenda berskala Nasional di Kaltim seperti Dekranasda Nasional, dan East Borneo International Festival (EBIF) Juli mendatang juga diharapkan membawa dampak positif.
Ririn mengatakan pada kegiatan nasional itu ribuan peserta dari berbagai daerah, bahkan internasional, diperkirakan akan hadir dan menginap di hotel-hotel Kaltim. kondisi itu bisa menjadi angin segar bagi para pelaku usaha perhotelan dan pariwisata di daerah.(Adv/Diskominfo Kaltim)
