Balikpapan (ANTARA) - Akademi Angkatan Udara (AAU) menggelar latihan navigasi udara "Cakra Wana Paksa" untuk 145 taruna di Pangkalan TNI AU (Lanud) Dhomber, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat.
"Latihan itu dirancang untuk membekali taruna dengan keterampilan navigasi udara dasar sekaligus memperkenalkan mereka pada operasional pangkalan udara TNI AU," ujar Komandan Wing Taruna (Danwingtar) AAU Kolonel Penerbang Yoyon Kuscahyono dalam jumpa pers, Sabtu (26/4).
Yoyon mengemukakan, navigasi udara adalah kemampuan fundamental yang harus dimiliki setiap taruna. Navigasi udara menjadi pondasi utama dalam melaksanakan misi penerbangan dengan presisi dan profesionalisme.
Dalam latihan itu, taruna diajarkan menggunakan alat navigasi udara seperti VHF Omnidirectional Range (VOR), Distance Measuring Equipment (DME), dan Automatic Direction Finder (ADF), yang menjadi standard dalam operasi penerbangan militer.
Selain aspek teknis, kata Yoyon, latihan juga menanamkan mentalitas kerja sama antar-unit serta pemahaman tentang integrasi seluruh komponen di pangkalan udara, termasuk Dinas Operasi, Bimbingan Operasi (BISOP), dan Dinas Logistik.
Yoyon mengungkapkan, Lanud Dhomber dipilih sebagai lokasi latihan karena letaknya yang strategis dan berperan vital dalam mendukung pengamanan wilayah udara IKN, yang sedang dibangun di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU).
"Lanud Dhomber adalah garda depan pertahanan udara untuk wilayah Nusantara. Taruna harus memahami bahwa menjaga IKN berarti menjaga kedaulatan nasional," kata Yoyon.
Dalam konteks pembangunan Bandara VVIP dan penguatan pertahanan di Kalimantan, Lanud Dhomber akan menjadi titik kunci operasi TNI AU pada masa depan.
Baca juga: Pembangunan pertahanan pintar di IKN terus berlanjut
Latihan "Cakra Wana Paksa" melibatkan taruna dari tiga program studi, yakni Teknik Aeronautika Pertahanan, Teknik Elektronika Pertahanan, dan Teknik Manajemen Industri Pertahanan.
Menurut Yoyon, kurikulum AAU diarahkan untuk menjawab tantangan pertahanan udara modern, termasuk penguasaan teknologi radar, avionik, siber, serta antariksa.
"Taruna disiapkan untuk mampu mengoperasikan sistem pertahanan modern, dari jet tempur generasi baru hingga sistem komando berbasis siber dan aerospace," katanya.
AAU juga memperkenalkan program studi berbasis Airspace dan Cyberspace, untuk mendukung pengembangan satuan pertahanan udara ruang angkasa yang ditargetkan terbentuk pada periode 2030–2035.
"Visi kami, Indonesia harus mampu mandiri dalam menjaga ruang udara hingga ruang angkasa. Taruna-taruna inilah yang kami siapkan," ujar Yoyon.
Setelah mengikuti latihan, seluruh taruna diwajibkan mengikuti evaluasi keterampilan dan pemahaman navigasi udara.
"Bagi yang belum memenuhi standard, akan diberikan pembinaan lanjutan. Profesionalisme dalam menjalankan tugas adalah syarat mutlak," ujar Yoyon.
AAU mencatat tingkat kelulusan latihan taruna mencapai 100 persen yang berarti cerminan kualitas pendidikan dan pelatihan yang ketat.
Komandan Lanud Dhomber Kolonel Penerbang Fata Patria menambahkan, sejumlah taruna peserta latihan merupakan putra-putra dari anggota TNI AU asal Balikpapan.
Baca juga: Lanud Dhomber Balikpapan tekankan pentingnya kolaborasi di HUT TNI AU
"Data itu membanggakan. Anak-anak Balikpapan yang menjadi taruna ikut terlibat dalam latihan. Semoga mereka bisa mengabdi di Lanud Dhomber atau satuan strategis lainnya," kata Fata.
Menurut Fata, kegiatan latihan itu sekaligus memperkuat kesiapsiagaan Lanud Dhomber untuk mendukung operasi pengamanan udara IKN dan wilayah Kalimantan pada umumnya.
"Lanud Dhomber akan terus menjadi bagian integral pertahanan udara nasional, dan taruna yang berlatih di sini akan menjadi pilar masa depan TNI AU," kata Fata.
AAU berkomitmen melanjutkan program pembekalan keterampilan lapangan ini secara rutin untuk memastikan kesiapan penuh taruna menghadapi dinamika pertahanan udara global.
Sementara itu, salah satu taruna, Adnin Majid Kusuma Pratama asal Bogor, menyampaikan kesan mendalam setelah mengikuti latihan.
"Itu pengalaman pertama saya berlatih di luar Jawa, belajar navigasi udara di Balikpapan menambah wawasan tentang pentingnya akurasi dalam operasi penerbangan militer," katanya.