Tenggarong, Kaltim (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur, menggandeng Dewan Masjid Indonesia (DMI) setempat dalam menanggulangi kemiskinan yang tergolong masih tinggi, yakni sebesar 7,61 persen atau sebanyak 60.857 penduduk miskin.
"Masjid merupakan salah satu rumah besar dalam program pengentasan kemiskinan berbasis rumah ibadah," kata Bupati Kukar Edi Damansyah saat menyerahkan hibah Rp470 juta untuk pembangunan Masjid Daarusa’adah di Kelurahan Loa Tebu, Tenggarong, Ahad.
Ia minta DMI Kukar agar para pengurus masjid aktif melakukan pendataan dan menangani warga prasejahtera di sekitar masjid, bahkan harus ada data profil warga dengan ekonomi lemah maupun prasejahtera agar bantuan yang disalurkan tepat sasaran.
Edi bersyukur karena saat ini DMI Kabupaten Kukar sudah memiliki data profil warga tersebut melalui program e-Masjid, sehingga ketika pemerintah maupun ada pihak lain yang akan menyalurkan bantuan baik secara tunai maupun melalui kegiatan ekonomi, maka akan mudah memetakan.
Apalagi dari sisi agama dinyatakan berdosa jika membiarkan ada masyarakat miskin di lingkungan tempat tinggal, sehingga paling tidak tetangga sebelah rumah yang harus memperhatikan, sehingga masjid harus memiliki data masyarakat yang berada 40 rumah baik di sisi kiri, kanan, depan maupun belakang masjid.
Jika angka minimal 40 rumah baik kanan, kiri, depan, maupun belakang, maka setidaknya ada 160 rumah yang terdata, sehingga dari pengurus masjid saja bisa diketahui siapa yang ekonominya menengah ke atas, menengah, dan yang miskin sehingga dapat dilakukan pengentasan kemiskinan.
Bupati juga meminta instansi terkait, lurah, dan camat agar mendata masyarakat yang membutuhkan bantuan, kemudian data yang ada dilakukan terintegrasi dengan kementerian maupun perusahaan setempat.
"Data ini sangat penting agar perusahaan menyalurkan bantuan sebagai bentuk tanggung jawab sosial bisa berkoordinasi dengan dinas terkait, sehingga perusahaan pun ikut menanggulangi masalah di, Kukar terutama untuk menanggulangi kemiskinan," katanya.
Terkait dana hibah Rp470 juta yang baru diserahkan, ia mengatakan kegiatan tersebut merupakan bentuk kehadiran Pemkab Kukar di rumah ibadah dan lembaga pendidikan keagamaan, yakni untuk memfasilitasi spiritual umat dan membangun sumber daya manusia yang bertaqwa.
Ia berharap bantuan ini dapat dimanfaatkan dan dipertanggungjawabkan dengan baik, sehingga dapat meringankan pembangunan sarana prasarana di masjid secara bertahap.
"Bantuan untuk masjid-masjid lain akan terus dilanjutkan, termasuk Program Rumah Besar Penanggulangan Kemiskinan yang merupakan kolaborasi pemerintah, DMI, dan pihak terkait lain," kata Edi.