Tenggarong, Kaltim (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Pemkab Kukar), Kalimantan Timur, menyemangati setiap desa terus menggali potensi lokal dan mengembangkan, agar tiap satu desa minimal mempunyai satu produk unggulan (one village one product).
Produk unggulan tersebut bisa berupa padi, berbagai macam buah, aneka jenis sayur, ubi, jagung, hasil perkebunan, perikanan, ternak kambing, ternak sapi, kambing, unggas, dan lainnya, bahkan jika perlu produk tersebut dilakukan hilirisasi, termasuk hasil kerajinan, dan wisata.
"Untuk mendukung ini, Pemkab Kukar telah menetapkan berbagai program dan kegiatan, seperti pelatihan, bantuan alat dan mesin pertanian hingga program 100 Miliar Kawasan Perdesaan Idaman Terbaik," kata Asisten II Setkab Kukar Ahyani Fadianur Diani di Tenggarong, Rabu.
Khusus untuk pengembangan kawasan perdesaan, Pemkab Kukar bahkan telah menetapkan lima kawasan utama, yakni tiap kawasan akan mendapat alokasi anggaran Rp100 miliar, terutama difokuskan pada kegiatan ketahanan pangan.
Sementara untuk program Kredit Kukar Idaman Terbaik, merupakan kredit tanpa bunga (bunga 0 persen) dengan plafon pinjaman hingga sebesar Rp500 juta baik untuk pelaku UMKM maupun untuk pengembangan pertanian dalam arti luas.
Ketika membuka Lokakarya Penguatan Kelompok Usaha Pertanian Menuju Komoditas Berkelanjutan dan Tangguh Iklim di Tenggarong pada Senin (15/12/2025), Ahyani juga mengatakan bahwa percepatan pembangunan di Kukar saat ini juga diarahkan pada penumbuhan industri hilirisasi.
"Pemkab Kukar terus mendorong pembangunan kawasan strategis untuk menghidupkan simpul ekonomi yang efektif dan efisien, berbasis pada sumber daya ekonomi terbarukan, dengan membangun pola hubungan industri hulu dan hilir yang produktif dalam satu kesatuan potensial," katanya.
Tujuannya adalah untuk menciptakan ekosistem perekonomian yang menjangkau seluruh potensi daerah secara terintegrasi dan terstruktur dalam bingkai rantai nilai yang saling berkaitan, sehingga setiap potensi mudah dikembangkan dengan keterlibatan masyarakat setempat.
Ia melanjutkan, lokakarya yang diinisiasi oleh Yayasan Solidaridad Network Indonesia tersebut untuk memperoleh rekomendasi membangun kerja sama yang lebih konkret dengan semua pemangku kepentingan dalam penguatan kelompok usaha pertanian.
