Balikpapan (ANTARA) - Kepolisian Daerah (Polda) Kalimantan Timur menegaskan terus memburu pelaku penganiayaan berat (anirat) yang mengakibatkan satu orang meninggal dunia dan satu lainnya luka berat di di Desa Muara Langon, Kecamatan Muara Koman, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, pada November 2024.
"Kami dari Polda dan Polres setempat tidak pernah berhenti melakukan upaya untuk mengungkap kasus tersebut," tegas Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Humas) Polda Kaltim Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Yulianto di Balikpapan, Kamis (16/1).
Diakuinya dalam pengungkapan kasus tersebut terdapat banyak kesulitan, namun ditegaskannya kesulitan tersebut bukanlah alasan.
Meski di lapangan banyak kendala, seperti minim informasi di lapangan, bila mengandalkan teknologi saat ini juga masih sulit seperti jaringan seluler yang juga sulit.
"Sekarang ini kami mencari pembuktian banyak berkaitan dengan digital, dan disana masih terbatas," katanya.
Kendati demikian, Yulianto mengatakan pihaknya dari kepolisian tidak pernah putus asa untuk mengungkap kasus tersebut.
"Pasti kita upayakan terus tidak akan hilang begitu saja, teman-teman penyidik dan Polres setempat terus berusaha keras," tegasnya.
Dikemukakannya pemeriksaan terus dilakukan bahkan tidak menutup kemungkinan melibatkan truk-truk batu-bara yang kerap melintas di kawasan tersebut.
"Nanti dilihat oleh penyidik, bila dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) pemeriksaan mengarah kesana, maka pemeriksaan juga dilakukan ke mereka," tutur Yulianto.
Namun, bila tidak ada informasi yang mengarah kepada sopir truk batu bara yang melintas maka tidak akan dilakukan pemeriksaan.
"Bila dilakukan pemeriksaan tapi tidak ada informasi itu tidak tepat, tapi bisa jadi mereka menjadi sumber informasi," ungkapnya.
Yulianto menuturkan polisi tidak bisa bekerja sendiri, maka butuh informasi atau bantuan dari siapapun.
"Mungkin bila mendengar selentingan kabar tentang peristiwa itu bisa disampaikan ke kami," pintanya.