Sangatta (ANTARA Kaltim) - Warga Desa Long Segar, Kabupaten Kutai Timur menargetkan desa itu menjadi lumbung "bioethanol" terbesar di Provinsi Kalimantan Timur dengan bahan baku dari nira aren genjah yang mulai dikembangkan sejak dua tahun terakhir.
Yulius Rusli Lubis (63), salah seorang warga RT 04 Desa Long Segar di Sangatta, Jumat, mengatakan ia bersama warga desa lainnya bercita-cita menjadikan desanya sebagai lumbung bioethanol di Kaltim pada 2019.
"Cita-cita kami lima tahun lagi, pada 2019 ingin menjadikan Desa Long Segar di Kecamatan Telen sebagai lumbung bioetanol dari aren genjah," katanya.
Untuk merealisasikan mimpinya itu, saat ini Yulius bersama 51 warga Desa Long Segar yang tergabung didalam Kelompok Tani Segar Jaya dan Kelompok Tani Bina Warga telah mengembangkan tanaman aren genjah banyak 10.728 pohon pada lahan seluas 51 hektare.
Menurut dia bibit aren genja sebanyak 10.728 pohon yang dikembangkan pada lahan seluas 51 hektare itu merupakan bantuan Pemkab Kutai Timur melalui Dinas Perkebunan tahun 2013," ujarnya.
Yulius yang menjadi ketua dua kelompok tani itu mengatakan setiap anggota mengembangkan 1 hektare aren genjah, saat ini tanaman aren berusia 2 tahun.
"Dua tahun lagi tanaman aren genjah itu akan mulai berbuah dan kami siap memproduksi bioethanol untuk memenuhi kebutuhan di Kutai Timur," katanya.
Ia mengaku saat ini telah mempersiapkan 10 orang warga Desa Long Segar untuk dilatih menjadi teknisi mesin produksi bioethanol secara besar-besaran pada 2019.
"Saya sudah menyiapkan 10 pemuda Suku Ddayak untuk dilatih menjadi tehnisi mesin produksi bioethanol secara yang akan dilakukan besar-besaran pada 2019," katanya.
Dia mengaku optimis untuk merelisasikan keinginannya menjadikan Kutai Timur lumbung bioethanol, sebab sudah beberapa kali menjadi juara lomba Teknologi Tepat Guna (TTG).
Menurut Yulius sebagai langkah pertama yang ditempuh adalah meminta bantuan bahan pengolah pemurnian nilam kepada Dinas Perkebunan setempat. Alat itu sudah ada di kantor Dinas Perkebunan Kabupaten Kutai Timur
Saat ini, kata dia, kelompok tani yang dipimpinnya sudah produksi bioethanol skala kecil dengan bahan baku aren genjah milik warga sebanyak 45 pohon.
"Dari 46 pohon aren genjah itu menghasilkan 900 liter nira aren tiap hari, yang jika diolah, bisa hasilkan 185 liter bioethanol," kata Yulisu.
Kepala Dinas Perkebunan Kutai Timur Akhmadi Baharuddin menyatakan mendukung upaya kelompok tadi Desa Long Segar untuk mengembangkan komoditi aren genjah.
"Pemkab akan mendorong karena memang aren genjah menjadi salah satu unggulan Kutai Timur ke depannya," ujarnya.
Menurut dia pada 12 Juli 2011, hasil sidang Tim Penilai dan Pelepas Varietas (TP2V) aren genjah Kutai Timur memenuhi syarat untuk dilepas sebagai varietas unggul oleh Menteri Pertanian.
"Hal ini menjadikan aren genjah Kutai Timur sebagai varietas aren yang pertama dilepas," ujarnya.
Aren genjah asal Kutai Timur merupakan hasil kerja sama eksplorasi dan karakterisasi antara Balitka dan Pemda Kabupaten Kutai Timur, memiliki keunggulan dari segi umur mulai produksi yang cepat, yaitu 5-6 tahun, tinggi tanaman sekitar 3-4 meter, sehingga mudah dalam upaya penyadapan nira dan memiliki produksi nira yang cukup banyak.(*)