Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur meminta masyarakat setempat untuk mewaspadai potensi terjadinya bencana kebakaran di tengah kondisi cuaca yang belakangan ini cukup panas.
"Kondisi panas terik yang terjadi harus jadi perhatian warga untuk selalu waspada terhadap potensi bencana kebakaran," ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Penajam Paser Utara Muhammad Sukadi Kuncoro di Penajam, Kamis.
"Potensi bencana kebakaran dapat terjadi di kawasan permukiman warga, serta kawasan hutan dan lahan," tambahnya.
BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara mencatat sejumlah wilayah memiliki potensi terjadi bencana kebakaran yang cukup tinggi di antaranya, Kelurahan Nenang, dan Kelurahan Buluminung, serta Desa Giripurwa dan daerah Pondok Belanda.
Kewaspadaan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) juga ditingkatkan, terutama pada lahan gambut, karena di lokasi lahan gambut akan cepat menyebar jika ada api, mengingat bagian bawah lahan gambut banyak biomassa kering.
Luas lahan gambut yang ada sekitar 1.400 hektare, umumnya berada di kawasan pesisir, terutama di Kecamatan Penajam yang tersebar pada sejumlah desa dan kelurahan.
Rinciannya di Kelurahan Petung sekitar 700 hektare, Kelurahan Nenang sekitar 400 hektare, Desa Giripurwa sekitar 200 hektare. Kemudian sisanya tersebar di kawasan lain, seperti di Kelurahan Saloloang Kecamatan Penajam, dan di Kecamatan Waru serta Kecamatan Babulu.
BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara telah memetakan 128 titik rawan karhutla, terbanyak 78 titik berada di wilayah Kecamatan Penajam dan 50 titik lainnya tersebar di Kecamatan Waru, Babulu dan Sepaku.
Langkah mengantisipasi kebakaran kawasan permukiman warga dan karhutla, kata dia, mulai dari menyiapkan sumber daya manusia beserta peralatan pemadam yang disiagakan 24 jam fokus di wilayah yang rawan kebakaran dan memiliki kawasan lahan gambut cukup luas.
Mengantisipasi cuaca panas atau musim kemarau, Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara meminta semua pihak untuk tidak melakukan pengelolaan atau pembukaan lahan dengan cara dibakar.
Berdasarkan analisis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) diprakirakan sebagian wilayah di Indonesia masuk musim kemarau, termasuk wilayah Kalimantan Timur pada Agustus 2024, demikian Muhammad Sukadi Kuncoro.