Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kalimantan Timur (Kaltim) Ririn Sari Dewi optimistis Kirab East Borneo Internasional Folklore Festival (EBIFF) 2024 yang digelar di Samarinda, Jumat (26/7), menjadi langkah awal memperkuat diplomasi kebudayaan Benua Etam dengan pelaku seni mancanegara.
"Ini menjadi embrio awal yang bagus untuk melakukan diplomasi kebudayaan," ujar Ririn, saat ditemui usai acara kirab di Kantor Gubernur Kaltim.
Menurut dia, kegiatan ini sejalan dengan agenda Pemerintah Provinsi Kaltim untuk menjalin hubungan baik dengan negara lain melalui berbagai kegiatan kebudayaan.
"Kita berharap rangkaian acara ini bisa sukses, terutama dengan partisipasi masyarakat yang antusias," imbuhnya.
"Kita berharap rangkaian acara ini bisa sukses, terutama dengan partisipasi masyarakat yang antusias," imbuhnya.
Meski hanya enam dari sepuluh negara peserta yang akhirnya berpartisipasi dalam kirab, Ririn tetap mengapresiasi antusiasme peserta.
Dia menyampaikan kendala sejumlah negara yang tak hadir karena perkara tiket pesawat yang harganya cukup tinggi terutama untuk peserta dari India.
Dia menyampaikan kendala sejumlah negara yang tak hadir karena perkara tiket pesawat yang harganya cukup tinggi terutama untuk peserta dari India.
"Ini menjadi evaluasi bagi kami untuk perbaikan di masa mendatang," jelasnya.
Ririn menambahkan, kegiatan ini tidak hanya melibatkan sektor pariwisata, tetapi juga ekonomi kreatif dan berbagai fasilitas transportasi.
"Semoga ini menjadi awal yang baik untuk kegiatan diplomasi kita ke depan," ujarnya.
"Semoga ini menjadi awal yang baik untuk kegiatan diplomasi kita ke depan," ujarnya.
Sebagai bagian dari rangkaian acara, peserta juga diajak mengunjungi beberapa destinasi wisata ikonik Kaltim, seperti Sungai Mahakam, museum, dan Desa Budaya Pampang.
"Kita juga mengenalkan paket-paket wisata baru sambil melakukan kegiatan penghijauan di sekolah," tambah Ririn.
Dengan kirab EBIFF ini, maka Festival Budaya Internasional di Kaltim telah resmi dimulai hingga sepekan ke depan.
Kirab ini menampilkan kombinasi budaya dari berbagai negara, termasuk Jepang, Amerika Serikat, Indonesia, Korea Selatan, dan lainnya.
Delegasi dari mancanegara menyapa warga Kaltim melalui kirab budaya yang mengesankan.
Kirab ini menampilkan kombinasi budaya dari berbagai negara, termasuk Jepang, Amerika Serikat, Indonesia, Korea Selatan, dan lainnya.
Delegasi dari mancanegara menyapa warga Kaltim melalui kirab budaya yang mengesankan.
"Dalam acara utama, kelompok seni dari berbagai negara tampil dengan luar biasa. Welcome Dinner yang dihadiri oleh masyarakat Kaltim juga menjadi momen penting untuk menyapa delegasi Duta besar Bulgaria dan perwakilan dari Romania turut hadir, serta batik-batik indah yang mewakili kekayaan budaya Indonesia," papar Sekretaris Daerah Kaltim Sri Wahyuni.
Menurutnya, dampak positif bagi masyarakat Kaltim sangat terasa. Kedatangan pengunjung dari berbagai negara memberikan dorongan ekonomi, terutama di sektor akomodasi, kuliner, dan buah tangan atau oleh-oleh.
"Transportasi juga mengalami peningkatan. Selain itu, kegiatan seni pertunjukan memberikan dampak ekonomi bagi subsektor lainnya," ungkap Sri.
Dia menjelaskan bahwa Kaltim memiliki tiga poros budaya, yakni kesultanan, pesisir, dan pedalaman.
Representasi budaya kesultanan berasal dari Kutai Kota, sementara masyarakat Dayak dari pedalaman juga turut tampil.
Pertunjukan akan berlangsung hingga 29 Juli di Stadion Kadrie Oening Sempaja dan Lapangan eks Bandara Temindung.
Representasi budaya kesultanan berasal dari Kutai Kota, sementara masyarakat Dayak dari pedalaman juga turut tampil.
Pertunjukan akan berlangsung hingga 29 Juli di Stadion Kadrie Oening Sempaja dan Lapangan eks Bandara Temindung.
"Malam ini, upacara pembukaan akan menampilkan parade delegasi yang kembali menyapa warga Kaltim. Acara ini tidak hanya mengangkat Kaltim untuk Nusantara, tetapi juga memperlihatkan peran pentingnya dalam dunia budaya," demikian Sri.