Balikpapan (ANTARA) - Pertamina memperkirakan untuk seluruh Kalimantan akan ada peningkatan kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) jenis gasoline (pertamax, pertamax turbo, dan pertalite) sebesar 1,9 persen dan 3,1 persen untuk BBM jenis gasoil (solar, pertadex, dan dexlight) selama menjelang, saat, dan beberapa hari sesudah Idul Adha 1445 Hijriyah.
“Kenaikan itu berdasar perhitungan kami dari peningkatan konsumsi pada Idul Adha 1444 Hijriyah atau tahun 2023 lampau,” kata Humas Pertamina Patra Niaga Arya Yusa Dwicandra di Balikpapan, Selasa.
Dengan ketahanan stok hingga 11 hari untuk BBM dan 3-5 hari untuk LPG, maka Arya menegaskan kebutuhan masyarakat tetap akan tercukupi.
“Apalagi stok akan selalu ditambah,” lanjut Arya.
Peningkatan konsumsi BBM dan LPG selama Idul Adha ini erat hubungannya dengan transportasi hewan kurban dan distribusi dagingnya, serta kemudian untuk membuat masakannya.
Khusus untuk wilayah Kalimantan Timur, Pertamina memperkirakan jumlah kebutuhan harian BBM untuk Idul Adha adalah sebanyak 2.242 KL (kiloliter) gasoline, 753 KL untuk gasoil, dan 538 MT (metrik ton) LPG.
Jumlah kebutuhan gasoline tersebut naik 2,6 persen dari kebutuhan normal harian, 1,1 persen untuk gasoil, dan 5,6 persen untuk LPG.
Pada kesempatan ini juga Pertamina mengimbau masyarakat untuk membeli BBM secukupnya. Bagi masyarakat yang mampu hendaknya membeli BBM non subsidi seperti pertamax atau pertadex dan gas LPG kemasan 5,5 kg atau 12 kg.
“Sebab BBM dan gas LPG bersubsidi kita prioritaskan untuk masyarakat yang kurang mampu,” tegas Arya.
Untuk menjaga prioritas itu, Pertamina juga menerapkan penggunaan QR code untuk pembelian BBM subsidi dan menunjukkan KTP untuk konfirmasi Nomor Induk Kependudukan (NIK) bagi yang membeli LPG kemasan 3 kg. Sebelumnya, pembeli dengan NIK tersebut sudah harus terdaftar.
“Jadi masyarakat yang mampu, belilah BBM dan LPG non subsidi,” kata Arya.