Balikpapan (ANTARA) - Basarnas Kalimantan Timur (Kaltim) menerbangkan dua pesawat tanpa awak alias drone untuk memantau situasi arus mudik lebaran di wilayah setempat.
"Basarnas tetap siagakan personel walau ada teknologi, karena setiap arus mudik Lebaran selalu siapkan personel yang siaga search and rescue," kata Kepala Basarnas Kaltim Dody Setiawan di Balikpapan, Sabtu.
Basarnas merupakan lembaga yang turut serta bertanggung jawab menyangkut keselamatan penumpang, terutama dalam situasi arus mudik Lebaran. Apalagi Kaltim umumnya sangat rawan terjadi potensi SAR di kawasan perairan, karena Kaltim banyak memiliki jalur transportasi air untuk pergerakan arus mudik.
Karena itu drone thermal sangat cocok untuk melakukan pemantauan selain dari penggunaan peralatan utama SAR perairan. Drone itu terkoneksi langsung dengan Basarnas
Command Center (BCC) Basarnas pusat melalui jaringan internet.
Sehingga apabila ada yang membutuhkan untuk disambungkan bisa langsung diberikan, kata dia, seperti siaran langsung di stasiun televisi bisa langsung dikoneksikan.
Drone dengan mode thermal itu di Basarnas digunakan untuk melakukan penilaian pemantauan pada pusat-pusat keramaian terlebih bila terjadi insiden.
Dengan drone memungkinkan pengguna melihat dalam kondisi cahaya redup dan menembus penghalang seperti asap, kabut, dan debu, menjadikannya ideal untuk pengoperasian malam hari dan lingkungan yang menantang, serta peningkatan keamanan dan efisiensi.
"Drone dengan mode termal sebuah perkembangan drone yang digunakan untuk mengawasi suatu daerah yang tidak dapat dilihat dengan mata," ujarnya.
"Kami siapkan drone itu di Balikpapan dan Samarinda yang memiliki potensi SAR yang cukup tinggi," tambahnya.
Drone dengan mode thermal digunakan juga saat liburan Lebaran khusus di tempat wisata, kata dia, warga Kota Balikpapan memilih berlibur di Pantai Manggar, Lamaru, dan lainnya dan potensi SAR sangat rawan terjadi seperti terpisah dengan keluarga hingga orang hilang.