Balikpapan (ANTARA) -
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Balikpapan mendeteksi kembali sebanyak 29 titik panas yang tersebar di Provinsi Kalimantan Timur, sehingga pihak terkait diimbau untuk melakukan penanganan.
"Sebanyak 29 titik panas ini terpantau sepanjang Senin (11/3) kemarin, mulai pukul 01.00 hingga 24.00 WITA," kata Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Balikpapan Diyan Novrida di Balikpapan, Selasa.
Dia menjelaskan, titik panas ditengarai belum tentu kebakaran hutan atau lahan (karhutla), namun bisa terjadi karena keadaan panas tinggi di satu kawasan yang bisa dengan mudah memicu karhutla, sehingga baik titik panas maupun titik api, diharapkan pihak terkait langsung melakukan mitigasi.
Sebaran 29 titik panas itu juga telah disampaikan ke pihak terkait, seperti Manggala Agni, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Penyelamatan dan Pemadaman Kebakaran, baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, agar dapat dilakukan tindakan lebih lanjut.
Jumlah titik panas sebanyak ini mengalami peningkatan ketimbang Minggu (10/3) yang sebanyak 12 titik yang semuanya berada di Kabupaten Kutai Timur dan tersebar pada tiga kecamatan, yakni Sangatta Utara (1), Bengalon (9), dan Kecamatan Rantau Pulung (2) titik.
Sedangkan 29 titik panas yang terpantau kemarin tersebar pada tiga kabupaten yakni Kutai Timur 16 titik, Kutai Kartanegara 12, dan Kabupaten Berau satu titik panas.
Ia merinci, di Kutai Kartanegara dengan 12 titik tersebar pada tiga kecamatan yaitu Kembang Janggut (6), Muara Kaman (1), dan Kecamatan Tabang (5) dengan tingkat kepercayaan menengah.
Kemudian di Kutai Timur yang terdeteksi 16 titik tersebar pada delapan kecamatan, yakni Bengalon (7), Busang (1), Kaubun (1), Kongbeng (1), Muara Ancalong (1), Muara Wahau (2), Sangkulirang (2), dan Teluk Pandan (1).
"Untuk Kabupaten Berau yang terpantau satu titik panas, berada di Kecamatan Kelay dengan tingkat kepercayaan menengah, sama dengan di Kutai Timur," kata Diyan.
Mengingat jumlah titik panas meningkat, maka ia mengimbau semua pihak selalu waspada dan mencegah karhutla, seperti tidak melakukan pembakaran di hutan maupun lahan, agar tidak terjadi penambahan maupun perluasan titik panas.
Kewaspadaan perlu dilakukan karena sejumlah kawasan masih mengalami cuaca panas dalam beberapa hari berturut-turut, sehingga dapat menyebabkan ranting dan daun mengering yang rawan karhutla saat terkena percikan bara, apalagi api.