Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalimantan Timur Setyo Budi Basuki menyoroti peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM) yang menjadi penyebab utama kematian di dunia.
"Secara global, PTM seperti kanker, penyakit jantung, strok, dan diabetes menyumbang sekira 70 persen kematian, dengan prediksi peningkatan terbesar di daerah berpenghasilan menengah dan rendah," kata Basuki di Samarinda, Rabu.
Provinsi Kalimantan Timur, menurutnya, menghadapi tantangan PTM serupa dengan prevalensi yang meningkat sejak Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013.
Data terbaru Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi penyakit jantung sebesar 1,88 persen, strok 14,7 persen, diabetes melitus 3,13 persen, hipertensi 10,57 persen, kanker 1,45 persen, dan obesitas 11,4 persen. Peningkatan itu tidak hanya terjadi pada angka kesakitan, tetapi juga angka kematian.
"WHO mengungkapkan penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab tertinggi kematian dari penyakit tidak menular yaitu mencapai 37 persen," kata Basuki.
Baca juga: Diabetes adalah induk penyakit tidak menular
Baca juga: Diabetes adalah induk penyakit tidak menular
Namun di Kalimantan Timur, strok menduduki peringkat pertama untuk prevalensi pada kelompok umur di atas 15 tahun dan obesitas pada peringkat ketiga tertinggi nasional.
Kementerian Kesehatan, menurutnya, telah merespons peningkatan prevalensi PTM lewat regulasi dan norma, standar, prosedur dan kriteria (NSPK) pencegahan dan pengendalian, selain mengintegrasikan dengan PIS-PK, BPJS Kesehatan, dan pengembangan melalui posbindu PTM.
"Upaya itu diperkuat dengan Pelayanan Terpadu (PANDU) PTM di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)," katanya.
Dia menekankan, koordinasi dan kolaborasi multi-sektor menjadi kunci dalam pengembangan program P2PTM, melibatkan LSM, organisasi profesi, dan pemerintah daerah.
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur telah mengadakan Pelatihan Jejaring Program P2PTM di Sumatera Selatan untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan dan menurunkan angka kesakitan serta kematian akibat PTM.
Baca juga: Penyakit akibat kerja jadi perhatian khusus Dinkes Kaltim
Baca juga: Penyakit akibat kerja jadi perhatian khusus Dinkes Kaltim
Provinsi Sumatera Selatan dengan prevalensi PTM lebih rendah dibandingkan Kalimantan Timur, menurutnya, menjadi model dalam sinergi pusat dan daerah untuk transformasi layanan kesehatan.
"Dukungan yang meningkat dari mitra jejaring, lintas program, dan sektor, serta organisasi profesi dan LSM, diharapkan dapat memperkuat kegiatan pencegahan dan pengendalian PTM, menjadikan Kalimantan Timur sebagai contoh dalam menghadapi tantangan kesehatan masa depan," kata Basuki. (Adv/Dinkes Kaltim)