Samarinda (ANTARA) - Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur (BI Kaltim), melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), melakukan pengendalian inflasi melalui Gerakan Pangan Murah, demi menjaga stabilitas inflasi dan menjaga pertumbuhan ekonomi.
“Gerakan Pangan Murah merupakan salah satu kegiatan program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) yang kami lakukan secara kolaboratif,” ujar Wakil Ketua I TPID Provinsi Kaltim Budi Widihartanto di Samarinda, Sabtu.
Budi, yang juga Kepala BI Kaltim, melanjutkan Gerakan Pangan Murah dilakukan terus menerus dan berkesinambungan. Kegiatan serupa digelar pada November di Kota Samarinda dengan fokus pada bahan pokok penting (bapokting) seperti cabai dan beras.
Gerakan Pangan Murah dilakukan karena Kaltim punya lima komoditas yang berkontribusi inflasi terbesar yakni cabai rawit, angkutan udara, perhiasan emas, beras, dan kangkung.
“Kontribusi terhadap inflasi itu terjadi stok komoditas bahan pokok penting seperti cabai rawit dan beras terbatas akibat menunggu pasokan dari luar daerah. Sedangkan angkutan udara turut menyumbang inflasi karena kelanjutan kenaikan tarif seiring peningkatan harga avtur,” katanya.
Baca juga: BI Kaltim dorong akselerasi ekonomi lewat tim pengendali inflasi
Dia melanjutkan bantuan distribusi pangan telah dilaksanakan berupa bantuan pengiriman komoditas seperti cabai, cabai rawit, dan komoditas pokok lain dengan kegiatan yang masih dilakukan di Samarinda menyusul inflasi bapokting tertinggi di Samarinda.
TPID Kaltim pada 16 November 2023 melakukan rapat koordinasi dengan pihak terkait demi kelancaran distribusi bapokting ke masyarakat, termasuk pada 13-16 November melaksanakan rapat koordinasi TPID. Kegiatan itu bertujuan menjaga komunikasi yang efektif antar-tim.
Bank Indonesia bersama dengan TNI juga melaksanakan Gerakan Tanam Cabai bersama di enam Kodim se-Kaltim dengan komoditas cabai rawit, guna menjaga ketersediaan stok komoditas tersebut.
Berkat berbagai langkah yang ditempuh BI Kaltim bersama TPID, indeks harga konsumen (IHK) Kaltim pada November 2023 mengalami inflasi yang wajar, yakni tercatat 0,37 persen (mtm) atau sebesar 3,30 persen (yoy).
“Laju IHK di Kaltim pada periode November 2023, bahkan tercatat lebih rendah jika dibandingkan dengan IHK nasional yang sebesar 0,38 persen (mtm),” kata Budi.
Baca juga: Kemenkeu beri insentif Rp340 miliar ke daerah cakap kendali inflasi
TPID Kaltim kendalikan inflasi melalui Gerakan Pangan Murah
Minggu, 3 Desember 2023 11:37 WIB