Kepala Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur (BI Kaltim) Budi Widihartanto mengatakan, pengendalian inflasi melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) oleh berbagai pihak, terbukti efektif menekan inflasi.
"Berkat GNPIP yang aktif dilakukan, maka indeks harga konsumen (IHK) gabungan empat kota di Kaltim periode Juli 2024 tercatat mengalami deflasi (penurunan harga) 0,38 persen ketimbang bulan sebelumnya," ujar Budi di Samarinda, Jumat.
Sebagai upaya untuk memastikan ketersediaan pasokan bahan pokok pada Juli dan bulan sebelumnya, beras dari program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) pun terus disalurkan ke Kios Penyeimbang Inflasi di Pasar Segiri dan Pasar Merdeka.
Upaya ini untuk menjaga keterjangkauan harga melalui pasar murah bukan hanya untuk di Kota Samarinda, tapi juga untuk Kota Bontang, Kabupaten Paser, Kabupaten Berau, dan Kabupaten Penajam Paser Utara.
Sedangkan sebagai penguatan komunikasi efektif, komunikasi antar Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) se-Kaltim terus dilakukan melalui rapat koordinasi, untuk mengambil langkah konkret dalam pengendalian inflasi.
TPID juga melakukan sosialisasi dan edukasi gerakan Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA) kepada siswa, hingga pelatihan diversifikasi pangan, pembentukan toko penyeimbang di Berau, serta penguatan digitalisasi data pangan melalui workshop.
Ia berharap capaian inflasi Kaltim periode Juli dapat berlanjut pada Agustus, di tengah tantangan peningkatan tekanan inflasi seiring tahun ajaran baru serta adanya kegiatan lokal dan nasional.
Masyarakat juga diajak mendukung pengendalian inflasi Kaltim dengan berbelanja bijak dan tidak melakukan konsumsi secara berlebihan.
Ke depan, lanjutnya, TPID Provinsi Kaltim akan terus berkolaborasi dalam menjalankan program pengendalian inflasi melalui strategi 4K (keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, serta komunikasi efektif) guna pengendalian inflasi.
"Ini karena melalui inflasi yang terkendali diharapkan dapat menjadi momentum pertumbuhan ekonomi Kaltim menuju masyarakat yang lebih sejahtera," katanya.
Sementara itu, inflasi Kaltim pada Juli yang turun 0,38 persen ini menjadi inflasi month-to-month (mtm) dan year-on-year (yoy) terendah dalam dua tahun terakhir.
Berdasarkan kelompok pengeluarannya, kelompok makanan, minuman, dan tembakau memiliki andil deflasi tertinggi, diikuti deflasi kelompok transportasi.
Deflasi Kaltim periode Juli 2024 utamanya disumbangkan oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil deflasi sebesar 1,10 persen. Deflasi pada kelompok ini utamanya disumbangkan oleh komoditas tomat, bawang merah dan daging ayam ras.
Penurunan harga tomat dan bawang merah didorong oleh tibanya masa panen di daerah sentra yakni Jawa Timur, sehingga menyebabkan melimpahnya pasokan di pasar hingga ke Kaltim," katanya.