Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Deputi Eksploitasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) Wahju Wibowo Djasmari memaparkan penemuan cadangan gas raksasa di wilayah laut Kalimantan Timur pada awal Oktober 2023, saat memberikan kuliah umum di Universitas Jember (Unej), Jawa Timur, baru-baru ini.
"Penemuan ladang gas Geng North-1 di Kaltim digadang-gadang akan menjadi cadangan gas terbesar di dunia, sehingga akan memacu produksi gas sebagai energi transisi menuju energi bersih," katanya di Kabupaten Jember.
Menurut dia, penemuan itu mendorong perusahaan minyak dan gas yang beroperasi di Indonesia akan meningkatkan produksinya, sehingga bakal membutuhkan tenaga terampil lulusan Program Studi Teknik Perminyakan dan lulusan program studi di Fakultas Teknik lainnya.
"Untuk itu, Program Studi Teknik Perminyakan perlu beradaptasi dengan tren dan kondisi yang tengah melanda dunia. Seperti saat ini, kecenderungan dunia yang mulai beralih menuju energi bersih dan meninggalkan energi berbasis fosil secara bertahap," tuturnya.
Baca juga: Badak LNG siap bangun pipa gas menuju IKN Nusantara
Dunia perminyakan tidak hanya terkait dengan Program Studi Teknik Perminyakan karena lingkup operasinya sangat luas, sehingga hal itu sebagai salah satu bentuk kontribusinya ke dunia pendidikan tinggi adalah dengan aktif menyosialisasikan peran dan fungsi SKK Migas.
"Kemudian menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi. Seperti hari ini kami menjalin kerja sama dengan Unej, ikut membantu penyusunan kurikulum bagi Program Studi Teknik Perminyakan FT Universitas Jember kala berdiri," katanya.
Sementara Kepala SKK Migas Jabanusa Nurwahidi dalam sambutannya menyampaikan jika target produksi minyak dan gas di wilayah kerjanya yang meliputi pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara masih bisa terpenuhi.
"Bahkan produksi gas yang dihasilkan SKK Migas Jabanusa melebihi target, sehingga 26 persen produksinya belum terserap pasar lokal," tuturnya.
Baca juga: Pj Gubernur ungkap temuan cadangan gas di Kaltim
Ia mengatakan gas berpotensi besar menjadi primadona energi transisi di masa depan mengingat kandungan karbonnya lebih kecil dari minyak bumi, sehingga dengan adanya kerja sama antara SKK Migas dengan Universitas Jember, maka pihaknya berharap akan menghasilkan berbagai kegiatan yang saling menguntungkan kedua belah pihak.
"Mulai dari beragam kajian ilmiah, magang dosen dan mahasiswa dan kegiatan lainnya,” ujarnya.
Acara kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan naskah kerja sama (Mou) antara Universitas Jember dengan SKK Migas, PT Pertamina EP Cepu, PT Indo Kaya Energi dan PT Mahakarya Geo Survey.
Baca juga: Pemkot Balikpapan minta pipa gas Senipah bisa layani rumah tangga
SKK Migas: Ada cadangan gas raksasa di Kaltim
Minggu, 5 November 2023 16:27 WIB