Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Timur (Kaltim) Jaya Mualimin mengatakan pemerintah provinsi telah menyiapkan obat dan fasilitas gratis untuk pasien Human Immunodeficiency Virus (HIV) .
“Salah satu obat untuk penderita HIV yang efektif adalah anti retroviral (ARV), tapi karena harus diminum seumur hidup, pasien harus patuh dan rutin mengkonsumsi agar bisa bertahan hidup,” kata Jaya di Samarinda, Selasa.
Ia berharap ada obat baru yang bisa menyembuhkan HIV secara permanen, dengan obat menggunakan stensil yang memungkinkan bisa menghilangkan virus HIV itu.
"Jadi kita juga sudah kerja sama dengan fasilitas dokter swasta, klinik, rumah sakit agar jadi tempat pertama untuk pengobatan. Kita juga serahkan ke semua puskesmas,” katanya.
Jaya menjelaskan penderita HIV tidak hanya berasal dari komunitas tertentu, seperti narapidana atau pekerja seks komersial, tetapi juga dari komunitas ibu hamil.
Menurutnya berdasarkan dari pemeriksaan 45 ribu ibu hamil, sekitar 0,4 persen positif mengidap HIV. Ini menjadi perhatian kita, karena bisa berdampak pada kesehatan bayi yang dilahirkan. Untuk mencegah penularan dari ibu ke anak, maka penderita HIV yang hamil harus mendapatkan penanganan khusus.
Lanjutnya, jika mereka diterapi ARV dengan baik, virusnya akan turun di darah dan tidak masuk ke plasenta. Jadi bayinya tidak akan tertular. Tapi kalau mereka tidak berobat dan tidak konsultasi, bisa saja virusnya masuk ke anak.
Ia mengungkapkan tahun lalu ada kasus ibu melahirkan meninggal karena HIV.
“Makanya jadi catatan kita, tidak boleh ada ibu positif HIV yang tidak mendapatkan pengobatan," tegasnya.
Jaya menambahkan selain itu juga laki-laki rentan tertular HIV karena seks bebas. Oleh karena itu, pihaknya menyiapkan Pelayanan Dukungan Perawatan (PDP) klinik atau dokter praktik yang bisa melayani pasien HIV. Hal itu masuk dalam pelaporan, karena diintegrasikan di sistem informasi HIV AIDS (SIHA). Masing-masing punya akun untuk melaporkan.(Adv)