Balikpapan (ANTARA) - Pemkot Balikpapan tertarik dengan pengolahan air laut yang dilakukan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Balikpapan. KPI mengolah air laut untuk menambah pasokan air tawar guna pengolahan minyak mentah di kilang.
“Kami ingin belajar desalinasi yang dilakukan di Kilang Balikpapan, mengingat kita juga kekurangan sumber air baku untuk air bersih,” kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappeda Litbang) Kota Balikpapan Murni, Senin.
Untuk itu beberapa waktu lalu Bappeda berkunjung ke Kilang Balikpapan. Tim Pemkot ingin mengetahui seperti berapa kapasitas produksi hingga hal-hal rinci seperti teknologi apa yang dipakai dan berapa nilai investasinya.
“Ini sebagai dasar perhitungan, apakah ini layak untuk diterapkan sebagai cara menyediakan air baku untuk produksi air bersih untuk keperluan masyarakat Kota Balikpapan,” jelas Murni.
Untuk air laut, bagi Balikpapan yang berada di tepi Selat Makassar dengan garis pantai tidak kurang dari 60 km, maka tersedia melimpah.
Pada kesempatn itu General Manager PT KPI Unit Balikpapan Arafat Bayu Nugroho mengatakan, saat ini Kilang Balikpapan juga menghadapi kendala yang sama, yaitu keterbatasan air bersih. Musim kemarau membuat debit air Sungai Wain yang menjadi sumber utama air bersih kilang mengecil sehingga tidak dapat diambil maksimal.
Akibatnya, karena air Sungai Wain juga digunakan untuk perumahan Pertamina, maka pasokan air digilir dengan prioritas kebutuhan kilang.
Selain desalinasi air laut, air dari Sungai Wain, Kilang Balikpapan juga menggunakan air dari sumur dalam.
“Penggunaan air selalu diprioritaskan untuk mendukung operasional kilang. Saat ini kami juga melakukan pengaturan pengaliran air di lingkungan RDP yang dibatasi 3 hari sekali,” kata Bayu.
Di sisi lain, saat ini juga sedang berjalan proyek RDMP (Refinery Development Master Plan) atau proyek peningkatan kapasitas kilang, dari saat ini 260.000 barel per hari menjadi 360.000 per hari, yang artinya juga meningkatkan kebutuhan akan air bersih.
“Untuk itu kami akan bangun fasilitas reverse osmosis. Fasilitas ini kemungkinan akan menjadi fasilitas dengan kapasitas terbesar di Indonesia,” kata Bayu lagi.