Samarinda (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur (Kaltim) memantapkan persiapan menghadapi bencana hidrometeorologi berupa kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) memasuki puncak musim kemarau yang terjadi di Tanah Air.
Gubernur Isran Noor mengatakan semua wilayah telah bersiaga menghadapi dampak El Nino. “Kami berharap ada sebuah kesepakatan dan rumusan yang tepat, dalam rangka menghadapi suasana kita sekarang ini," ucapnya saat membuka Rapat koordinasi Kesiapsiagaan Bencana Kekeringan dan Karthutla di Samarinda, Rabu.
Ia mengatakan beberapa kawasan di Indonesia, seperti Jawa dan beberapa di Pulau Sulawesi serta Kalimantan, sudah mengalami kekeringan. Bahkan sudah ada yang mengalami karhutla.
“Mudah-mudahan di Kaltim jangan terjadi, kalau titik api (hotspot) ada, tetapi kebakaran hutan belum ada. Ini berkat kerja sama Pemprov Kaltim dengan pemerintah kabupaten sampai ke masyarakat paling bawah, termasuk TNI dan Polri, yang terus melakukan antisipasi terhadap karhutla," jelasnya.
Ia berharap semua pihak, termasuk swasta mulai dari perusahaan tambang hingga sawit, ikut menjaga hutan di sekitar wilayah usaha mereka agar tidak terjadi kebakaran hutan. Kalaupun terjadi kerhutla, kata dia, maka harus segera ditangani.
Baca juga: Presiden Jokowi minta antisipasi dampak El Nino
"Pemprov sudah melakukan kerja sama dengan pihak-pihak terkait dalam upaya mengantisipasi terjadinya karhutla, terutama dengan jajaran TNI, Polda, swasta, serta partisipasi dari masyarakat. Untuk itu semua pihak diminta tetap waspada agar tidak terjadi Karhutla di wilayah Kaltim," ujarnya.
Sementara itu Kepala Pelaksana BPBD Kaltim Agus Tianur menjelaskan rakor tersebut sebagai tindak lanjut rakor bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B Pandjaitan pada 26 April 2023.
"Kami akan melakukan antisipasi dan kesiapsiagaan menghadapi potensi terjadinya hidrometeorologi kekeringan dan karhutla dengan melakukan langkah mitigasi pengurangan risiko bencana kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan," ujarnya.
Adapun langkah-langkah mitigasi bencana, kata dia, BPBD Kaltim bersama kabupaten/ kota dan mitra kebencanaan melakukan beberapa kegiatan yang mendukung upaya pengurangan risiko bencana, antara lain pemantauan serta penyebarluasan data dan informasi perkembangan cuaca dan iklim, juga melakukan rakor kesiapsiagaan terhadap anomali cuaca lintas sektor.
"Termasuk melakukan ground check dan penanganan di lapangan serta melakukan penguatan kawasan melalui pembentukan desa/kelurahan tangguh bencana (Destana)," paparnya.
Baca juga: Pemerintah antisipasi potensi kekeringan lewat pengadaan air bersih