Bontang (ANTARA) - Tingkatkan dukungan terhadap daya saing UMKM secara kreatif dan inovatif, PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) menggandeng LPK Pandega dari Sukoharjo Jawa Tengah, gelar "Business Coaching" dan Penguatan Pasar bagi UMKM binaan perusahaan di berbagai sektor.
Kegiatan tersebut berlangsung selama lima hari pada 13-17 Februari 2023.
VP TJSL Pupuk Kaltim Sugeng Suedi, mengungkapkan kegiatan ini merupakan kesinambungan dukungan Pupuk Kaltim dalam meningkatkan daya saing UMKM lokal, khususnya mitra binaan perusahaan untuk dapat menjangkau potensi pasar dengan lebih luas.
Business Coaching dan penguatan pasar diikuti 15 mitra binaan Pupuk Kaltim, sebagai tindaklanjut optimalisasi program Factory Sharing yang digagas untuk meningkatkan kapasitas usaha, melalui inovasi produk berkarakter sustainable cultural brand dan siap naik kelas untuk melahirkan produk berorientasi ekspor.
"Melalui kegiatan ini UMKM mitra binaan Perusahaan dapat memaksimalkan potensi usaha untuk menjadi unggulan nasional, dengan meningkatkan kualitas maupun kuantitas produk secara konsisten guna menembus pasar ataupun supply chain ekspor," ujar Sugeng.
Menurut dia, dukungan terhadap kemajuan UMKM agar lebih mandiri dan berdaya saing merupakan salah satu fokus sasaran TJSL Pupuk Kaltim, mengingat besarnya potensi usaha khususnya di bidang pengolahan hasil pertanian dan perikanan.
Sehingga perlu kesinambungan upaya bagi UMKM binaan agar mampu memaksimalkan potensi tersebut, baik dalam skala makro maupun mikro.
"UMKM binaan Pupuk Kaltim juga diharap mampu membangun mental eksportir dengan terus berinovasi dan menciptakan produk berkualitas ekspor, agar dapat menempatkan produk usahanya di pasar domestik maupun global," tandas Sugeng.
Kesinambungan dukungan Pupuk Kaltim terhadap penguatan kapasitas UMKM juga menilik perannya terhadap pertumbuhan ekonomi, mulai tataran lokal hingga nasional yang tercatat jauh lebih tinggi dari sektor industri menengah.
Hal ini ditunjukkan dengan tingginya daya serap tenaga kerja UMKM mencapai 97 persen dunia usaha, atau mencapai 117 juta pekerja.
Namun hal tersebut belum sebanding dengan kontribusi ekspor UMKM Indonesia yang hanya mencapai 14 persen, atau jauh di bawah kontribusi UMKM negara APEC lainnya sebesar 35 persen.
"Maka dari itu, Pupuk Kaltim terus meningkatkan upaya agar UMKM lokal mampu memaksimalkan kreasi dan inovasi, sehingga ke depan turut berkontribusi dalam pasar ekspor dan bisa bersaing secara kualitas maupun kuantitas dengan produk lainnya di tataran global," tambah Sugeng.
Mewakili Pemkot Bontang, Pengawas Koperasi Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan (Diskop UKMP) Riduan, mengapresiasi kesinambungan langkah Pupuk Kaltim dalam mendorong UMKM lebih berdaya saing, utamanya meningkatkan kualitas maupun kuantitas produk yang sesuai standar.
Hal ini sejalan dengan langkah Pemerintah agar pelaku UMKM mampu naik kelas dari sektor yang dijalankan, dilihat dari perkembangan usaha dan tingkat kesejahteraan pelaku usaha.
"Sebab jika berbicara pasar, pelaku usaha jangan cuma terpaku di tataran lokal. Tapi harus naik kelas dengan potensi yang lebih luas. Dan kami menilai hal tersebut menjadi fokus Pupuk Kaltim melalui kegiatan ini, agar UMKM lokal khususnya mitra binaan Perusahaan makin berdaya saing," tutur Riduan.
Dirinya mengatakan inovasi adalah bagian penting dalam memajukan usaha, sehingga mampu membuka peluang yang lebih signifikan untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Selain juga didukung kelembagaan seperti halnya koperasi, yang bisa dibentuk pelaku usaha sebagai payung bersama dalam memajukan usaha. Hal ini terus didorong Pemkot Bontang, agar kemajuan UMKM lokal yang semakin bertumbuh mampu dibarengi tingkat kesejahteraan masyarakat di berbagai sektor.
"Bagaimana UMKM yang kini ada bisa terus dibina agar tumbuh dengan baik, sehingga makin berdampak signifikan terhadap peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini yang kami lihat dari metode pembinaan Pupuk Kaltim, dengan harapan dapat terus ditingkatkan dalam memajukan UMKM lokal," ungkap Riduan.
Pembicara dari LPK Pandega Bambang Arif Nugraha, menyampaikan business coaching kali ini difokuskan penguatan pasar UMKM untuk bisa memanfaatkan peluang ekspor, melalui keterampilan teknis para pelaku usaha dalam memenuhi berbagai dokumen dan persyaratan yang dibutuhkan.
Selanjutnya, UMKM binaan juga akan dibimbing dalam kewirausahaan ekspor dan mindset eksportir, serta persiapan produk hingga business matching dengan potensi buyer dalam dan luar negeri.
"Kita mengharapkan output maksimal bagi pelaku usaha untuk bisa menjajaki potensi pasar ekspor. Hal ini yang dibekali selama kegiatan, baik bersifat teori maupun praktik seperti korespondensi ekspor agar bisa dipahami untuk dijalankan kedepannya," terang Bambang.(*)