Samarinda (ANTARA Kaltim)- Pembangunan Bandara Samarinda Baru (BSB) Sungai Siring menjadi salah satu prioritas kunjungan monitor pelaksanaan APBD 2013 oleh rombongan Komisi Gabungan DPRD Kaltim. Direncanakan dan dikerjakan hingga 3 periode pemerintahan di provinsi, BSB kini menunjukkan kondisi menggembirakan dari fisik sisi darat.
Untuk sisi darat ini seluruhnya menggunakan dana tahun jamak (multi years contracts) yang terbagi dalam tiga paket.
Paket I yang terdiri pembentukan lahan (land development) dan bangunan khusus seperti jalan dan drainase boleh dikatakan sudah hampir rampung semuanya. Selanjutnya paket II yang terdiri pembangunan gedung terminal seluas 12.700 m2, lahan parkir 10.000 m2, fasilitas taksi dan bus, dan gerbang masuk (tol gate) pun prosesnya rata-rata mendekati akhir.
Di antara pekerjaan paket II yang paling menonjol adalah pembangunan gedung terminal. Bangunan terminal tinggal penyelesaian dinding lantai II, pemasangan atap dan finisihing. Sebagian besar fasilitas yang disediakan seperti empat garbarata sudah terbangun.
Demikian halnya pekerjaan tahap III yang terdiri gedung penunjang seperti hanggar, cargo, dan rumah dinas. Progresnya lebih terlihat. Setidaknya 20 rumah dinas sudah berdiri dan terlihat siap ditempati.
Sayang seperti telah diketahui bersama, nasib sisi udara yang menjadi syarat mutlak operasional bandara, justru belum jelas. Pemprov yang selama ini berharap mendapat investor, seperti kehilangan daya. Tak heran DPRD lantang menyuarakan agar kelanjutan pembangunannya dilaksanakan lewat APBD saja. Apalagi dari pertemuan terakhir dengan Kementerian Perhubungan beberapa waktu lalu, dipastikan BSB tidak masuk dalam list pembiayaan APBN.
“Pembangunan sisi udara itu bakal menelan waktu yang tidak singkat. Jika dikerjakan saat ini, bisa 1,5 hingga 2 tahun. Bayangkan jika sisi darat sudah selesai, bagaimana nasib infrastruktur berikut peralatan mahal di dalamnya selama 2 tahun itu? Siapa yang akan bertanggung jawab? Atau jangan-jangan malah mangkrak dan kembali jadi sarang hantu seperti beberapa infratruktur megah kaltim lainnya yang tidak tertangani dan terpelihara baik,†beber Darlis Pattalongi.
Menurut Darlis faktor psikis dari bayang-bayang bakal mangkraknya BSB, juga membebani DPRD Kaltim, terlebih mereka yang berasal dari Dapil Samarinda.
“Saya kira masyarakat juga sama kecewanya dengan kami. Harus ada solusi mumpuni agar BSB yang kita banggakan ini betul-betul bisa beroperasi sesegera mungkin,†harapnya.
Untuk kesekian kalinya para anggota legislatif karang paci ini menegaskan bahwa perjuangan anggaran lanjutan pembangunan sisi udara mutlak di APBD saja.
“Saya malah ingin DPRD harus punya keberanian untuk memotong rencana investor yang belum jelas itu dan focus pada penganggaran APBD saja. Jangan terlalu diperumit lagi. Jika ABPN dan investor tak bisa, harus di APBD saja,†tegas anggota rombongan komisi gabungan lainnya, Rusman Yaqub.
Komisi gabungan ini juga berharap agar keinginan DPRD ini disampaikan lugas kepada gubernur Kaltim agar tak terjadi deal lanjutan yang melibatkan investor tak jelas untuk kesekian kalinya.
Pengalaman terkatung-katung selama setahun akibat menunggu kepastian salah satu investor, baiknya sudah jadi pelajaran. “Bila perlu bila keinginan memotong jalur investor ini dan penetapan anggaran lewat pos APBD diparipurnakan secepatnya,†timpal ketua rombongan Abdurrahman Alhasni. (Humas DPRD Kaltim/adv/dhi/met)
BSB Jangan Jadi Sarang Hantu
Sabtu, 16 November 2013 11:07 WIB