Samarinda (ANTARA) - Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur terus menggiatkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) untuk memerangi perilaku tidak sehat di lingkungan masyarakat seperti budaya merokok.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim Jaya Mualimin mengatakan prevalensi perokok usia 15 tahun ke atas di Indonesia termasuk yang tertinggi yakni sebesar 33,8 persen, dan di wilayah Kaltim jumlah perokok dalam usia tersebut juga sangat banyak.
"Perilaku merokok menjadi masalah yang belum bisa dipecahkan dan kondisi ini perlu menjadi perhatian semua pihak," kata Jaya Mualimin di Samarinda, Kamis.
Jaya mengatakan budaya merokok biasanya sudah tertanam sejak usia masih muda karena pengaruh lingkungan sekitar, bahkan data lembaga survei menyebutkan 75 persen perokok di Indonesia dimulai usia kurang dari 20 tahun.
Tentunya dengan adanya Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS), diharapkan bisa mengendalikan prilaku hidup yang tidak sehat menjadi hidup sehat.
Jaya menilai, berhenti merokok menjadi bagian penting dari gerakan hidup sehat dan akan berdampak tidak pada diri perokok, tetapi juga bagi orang di sekitarnya.
Di tahun 2013 Kaltim memiliki Peraturan Gubernur kawasan tanpa rokok dan diganti Peraturan Daerah di tahun 2017.
"Sampai saat ini dengan adanya Peraturan tersebut belum ada pengendalian perilaku hidup sehat," tuturnya.
Pada kenyataannya pengendalian belum dilakukan dan akan dievaluasi di tahun 2023.
Perubahan pola hidup masyarakat yang makin modern menjadi salah satu dasar Gerakan Masyarakat Hidup Sehat dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.*