Penajam, Kaltim (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (Pemkab PPU), Kalimantan Timur, menargetkan minimal terdapat satu desa digital per kecamatan pada 2024, sehingga pihaknya terus melakukan berbagai upaya untuk mewujudkannya.
"Kami optimistis ini bakal terwujud karena di masing-masing kecamatan telah mengarah ke sana, bahkan semua desa telah memiliki laman desa," ujar Sekretaris Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten PPU Usep Supriyatna di Penajam, Jumat.
Dari laman desa yang sudah ada tersebut diakuinya tidak semuanya aktif melakukan pemutakhiran informasi maupun data, namun ada beberapa yang kadang-kadang ada yang secara berkala, bahkan ada yang aktif.
Dari yang aktif melakukan pemutakhiran inilah yang terus didorong untuk menjadi desa digital, bahkan saat ini sudah ada beberapa yang menjadi desa digital, terutama desa-desa di Kecamatan Sepaku lokasi IKN Nusantara seperti Desa Sukaraja, Bukit Raya, dan Desa Tengin Baru.
Bahkan, lanjutnya, Desa Tengin Baru pada Kamis kemarin, mendapat anugerah Apresiasi Keterbukaan Informasi Publik dari Komisi Informasi Pusat di Jakarta, sehingga ini menambah keyakinan pihaknya untuk mewujudkan desa digital.
Keberhasilan Desa Tengin Baru ke tingkat nasional karena sebelumnya telah menjadi juara pertama tingkat Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), yakni lomba Desa Digital yang digelar oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Kaltim.
Ia menjelaskan, platform desa digital akan berfokus pada berbagai kebutuhan informasi, pelayanan, perekonomian, pendidikan, kesehatan, dan lainnya, sehingga warga dapat mengakses lebih cepat terhadap berbagai informasi yang dibutuhkan.
"Desa digital ini dirancang untuk meminimalkan adanya kesenjangan terhadap informasi di pedesaan, yakni dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang, sehingga keberadaan teknologi ini mampu mempercepat pembangunan di berbagai sektor," katanya.
Ia juga mengajak desa-desa yang belum memutakhirkan laman desa, segera melakukannya karena manfaatnya sangat banyak dalam mempercepat pembangunan desa, seperti untuk pelayanan administrasi yang tidak harus datang ke kantor desa, tapi cukup melalui gawai.
"Selain itu, dari laman tersebut juga bisa untuk mempromosikan berbagai produk unggulan desa baik dari sisi sumber daya alam, produk lokal, informasi pembangunan desa, dan yang paling penting adalah untuk keterbukaan informasi desa," kata Usep.