Tenggarong (ANTARA Kaltim) - Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara Kaltim memberikan bantuan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) kepada sekitar 600 kepala keluarga (KK) Keluarga Miskin (Gakin) yang tergabung dalam 120 kelompok dengan 40 lebih jenis usaha.
"Bantuan ini bersifat stimulan itu diberikan secara cuma cuma agar Gakin mampu mandiri dengan melakukan kegiatan kewiraswastaan atau berusaha sesuai kemapuan dan keahliannya. Seperti beternak ayam buras yang dilakukan 2 kelompok Gakin di Kecamatan Kota Bangun," ujar Kepala Bidang Bina Kessos pada Dinas Sosial Marmadi SH saat di temui di ruang kerjanya Tenggarong, belum lama ini.
Pemkab Kukar melalui Bidang Bina Kesejahteraan Sosial (Kessos) pada Dinas Sosial pada tahun anggaran 2013 telah menyalurkan dana APBD murni ratusan juta rupiah untuk membantu Gakin menghadapi beban kehidupan yang semakin sulit saat ini.
Dikatakan Marmadi, tahun anggaran ini ada sekitar 40 an item jenis usaha yang difasilitasi pihaknya dalam membantu sekitar 120 kelompok Gakin atau beranggotakan 600 kepala Keluarga Gakin di 35 Desa yang ada di 18 Kecamatan di Kukar.
Menurut dia, dari 40 an jenis usaha itu selain beternak ayam buras juga ada yang dibantu dalam usaha pembuatan tusuk sate, usaha air isi ulang, usaha rombong nasi goreng, membantu peralatan untuk Tukang Pendongkrak Rumah dan usaha toko sembako.
Kemudian bantuan lain adalah usaha es Teler dan es Blender, usaha pembuatan kue, usaha perkebunan hingga usaha bidang perikanan.
Diakuinya pemberian bantuan ini dilakukan secara selektif dan disesuaikan kemampuan dan bidang keahlian penerima bantuan.
"Misalnya pembuat tusuk sate tidak mungkin diberi bantuan untuk berusaha di bidang Es Teler," ujarnya.
Dia menambahkan, untuk mendapatkan bantuan dari pihaknya itu melalui 2 cara. Yaitu Gakin yang tergabung dalam kelompok usaha yang sama mengajukan permohonan yang diketahui Lurah/Kades hingga Camat dimana Gakin bermukim.
Kedua adalah anggota kelompok Gakin adalah yang terdata di Data BPS yang kemudian dipadukan dengan data base Gakin yang dimiliki Dinsos Kukar.
"Yang jelas mereka (para gakin-red) yang ingin mendapatkan bantuan itu harus memiliki komitmen yang kuat untuk berusaha memperbaiki masa depan kehidupan mereka sendiri," ujarnya. (*)