Balikpapan (ANTARA) - Dinas Kesehatan Balikpapan kembali mengingatkan warga "Kota Minyak" untuk menjalankan 3M yaitu, menguras, mengubur, dan menutup rapat tempat atau wadah air untuk mencegah berkembangbiaknya nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
“Kami juga mengaktifkan kembali teman-teman jumantik,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Balikpapan dr Andi Sri Juliarty, Selasa (14/6)
Jumantik adalah juru pemantau jentik, atau petugas yang berkeliling di lingkungan dan ke rumah-rumah untuk memastikan tidak ada jentik-jentik nyamuk Aedes aegypti, nyamuk yang menularkan virus demam berdarah yang berkembang biak di lingkungan yang dipantaunya.
Caranya dengan mengingatkan warga untuk melakukan 3M tersebut untuk mencegah nyamuk Aedes aegypti pembawa virus demam berdarah dengue (DBD) berkembang biak.
Sebab itu bak mandi, tempat air minum ternak atau hewan peliharaan, harus selalu dikuras. Ember atau kaleng bekas harus dikubur. Drum atau tempat air minum harus ditutup.
Kadinkes menambahkan, meski saat ini sudah terjadi 400 kasus DBD di Balikpapan, sejauh ini selalu bisa tertolong sehingga tidak ada kematian.
Sebanyak 400 kasus di Juni 2022 itu juga jauh dibawah statistik Juni tahun 2021 lampau yang mencapai 700 kasus.
“Tetapi harus tetap waspada meski belum ada kasus kematian, sehingga kita harus cepat lakukan pencegahan,” tambahnya.
Selanjutnya, kata Kadinkes, mumpung saat ini juga masih banyak warga yang work from home (WFH) atau bekerja di rumah saja, baik kiranya meluangkan waktu membersihkan lingkungan. Lebih baik lagi bila bergotong royong agar lebih luas lagi lingkungan yang dibersihkan.
Ia juga mengingatkan, untuk tempat air yang tidak bisa ditutup sepenuhnya dan tidak bisa juga sering-sering dikuras seperti bak air besar, dapat digunakan abate untuk membunuh larva nyamuk. Abate dapat diperoleh di apotek atau toko obat dengan harga murah.