Tenggarong (ANTARA Kaltim)- Warga di Hulu Mahakam Kecamatan Muara Muntai, Kabupaten Kutai Kartanegara , tidak suka makan ikan toman senis ikan gabus atau dalam bahasa latinnya Channa micropeltes.
“Padahal warga Di Kecamatan Muara Muntai banyak membudidayakan Ikan Toman dikeramba sepanjang tepi Sungai Mahakam, kata salah seorang pengumpul ikan Toman, Muhdar di Tenggarong, Rabu (7/8).
Ia mengatakan, keengganan warga memakan ikan toman karena ikan ini bukan endemik sungai Mahakam tapi habitat aslinya dari Malaysia, Thailand dan Sumatera.
Menurutnya ikan Toman termasuk jenis ikan buas dari meskipun jenisnya mirip ikan gabus. Namun perbedaannya ikan toman dengan ikan gabus terlihat dari postur tubuhnya , bentuk mulut yang lebih lancip dan sisiknya bertotol memiliki lima warna.
Sedang ikan gabus hanya tiga warna yaitu hitam, putih dan abu abu. Toman dapat tumbuh besar mencapai panjang lebih dari satu meter dan berat bisa mencapai 15 kg perekornya.
“Jika ikan toman dagingnya lebih kasar sedang ikan gabus lebih empuk,†katanya.
Diungkapkan Muhdar pada umunya warga di Kecamatan Muara Muntai membudidayakan ikan Toman untuk dijual. Adapun Pangsa pasar ikan toman terutama yang masih hidup adalah ke wilayah Kalimantan Selatan dan Pulau Jawa.
Ikan toman yang dibudidayakan nelayan Muara Muntai setiap harinya mampu menghasilkan rata rata 5 ton. Harga ikan toman di Muara Muntai mencapai Rp30.000 sampai Rp40.000 perkilogramnya.
Sedang harga jual di kota Banjarmasin (Kalsel) harganya mencapai Rp60.000 sampai Rp70.000 perkilogramnya (*)
Warga Hulu Mahakam Kurang Suka Makan Ikan Toman
Rabu, 7 Agustus 2013 13:51 WIB