PT PHI Regional 3 target produksi gas 508 MMSCFD

Rig milik PHI Regional 3 Kalimantan di kawasan Senipah, Kalimantan Timur (ist/HO PHI Regional 3 Kalimantan)

Selain itu, kami juga menargetkan produksi minyak sebesar 23.700 BOPD (barrel of oil per day) dan target jumlah sumur pemboran 2022 sebanyak 97 sumur,

Samarinda (ANTARA) - Subholding Upstream Pertamina melalui PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) Regional 3 Kalimantan menargetkan mampu produksi gas sebesar 508 MMSCFD (million standard cubic feet per day) hingga akhir tahun ini.

"Selain itu, kami juga menargetkan produksi minyak sebesar 23.700 BOPD (barrel of oil per day) dan target jumlah sumur pemboran 2022 sebanyak 97 sumur," ujar Direktur Utama PT PHI Regional 3 Kalimantan Chalid Said Salim dalam rilis yang diterima di Samarinda, Selasa.

Sejak tahun 1974 wilayah kerja Mahakam sudah mulai diproduksi dan mencapai puncak produksi di awal tahun 2000, namun kemudian mengalami penurunan alamiah cukup tinggi.

Meski demikian, pihaknya tetap berkomitmen menjaga produksi minyak dan gas bumi (migas) dari sejumlah lapangan yang tersebar di Kalimantan.

"Dalam upaya mempertahankan tingkat produksi, kami melakukan berbagai upaya seperti dengan borderless operation, ultra deep di Bekapai dan pengembangan sumur Manpatu yang merupakan sumur eksplorasi," katanya.

Menurutnya, saat ini Sumur Manpatu sedang dalam proses sehingga pihaknya menargetkan di tahun 2026 sudah dapat beroperasi sebesar 80 MMSCFD.

"Capaian produksi gas Pertamina Hulu Mahakam (PHM) tahun 2021 mencapai 526 MMSCFD, atau sebesar 102 persen terhadap rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP), sedangkan produksi minyak sebanyak 24.800 BOPD atau 108 persen terhadap RKAP," katanya.

Sementara Wiko Migantoro, Direktur Pengembangan dan Produksi PT Pertamina Hulu Energi mengatakan, kehadiran subholding upstream Pertamina adalah sebagai pejuang energi di sisi hulu.

Dalam kondisi saat ini, lanjut dia, sangat perlu menjalankan penciptaan nilai sendiri bagi perusahaan dalam hal efisiensi dan optimalisasi, sehingga dapat membantu ekosistem bisnis Pertamina secara menyeluruh.

Sedangkan Rinaldi Firmansyah, Komisaris PT Pertamina Hulu Energi mengatakan, Pertamina saat ini sudah menjadi mayoritas yang menguasai produksi minyak dan gas nasional, sehingga perlu menggiatkan usaha lainnya, karena jika Pertamina terganggu, maka produksi nasional juga akan terganggu.