Samarinda (ANTARA Kaltim) - Pengamanan di wilayah perbatasan Indonesia, khususnya di wilayah Kalimantan Timur menurut Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai masih lemah.
"Banyak penangkapan atau penyitaan senjata yang berasal dari Philipina Selatan diselundupkan melalui jalur perbatasan Kaltim menuju ke Sulawesi lalu ke Pulau Jawa. Contohnya, Abu UMar yang telah ditangkap dua tahun lalu memasukkan senjata melalui Kaltim kemudian naik kapal ke Surabaya, Jawa Timur," ungkap Ansyaad Mbai, kepada wartawan di Samarinda, Rabu.
Ansyaad Mbai berada di Samarinda bersama sejumlah deputi BNPT untuk berdialog dengan sejumlah wartawan terkait terorisme.
Purnawirawan Polri berpangkat Inspektur Jenderal itu mengakui, mamsalah pengamanan perbatasan bukan hanya tanggung jawab satu instansi tetapi juga harus melibatkan seluruh elemen masyarakat.
BNPT lanjut Asyaad Mbai, telah melakukan kerja sama dengan berbagai pihak khususnya Kantor Imigrasi, Bea Cukai, Kepolisian dan TNI.
"Mari kita bersama-sama menjaga agar Kaltim tetap aman sebab jika terganggu oleh aksi teroris, daerah lain juga akan merasakan dampaknya," kata Ansyaad Mbai.
Terkait pendanaan, pelaku teroris saat ini menurut Ansyaad Mbai mencari dana melalui aksi perampokan.
Dulu memang teroris mendapat dana dari luar, seperti pada bom Bali I dan bom Marriot. Tapi sekarang teroris itu mencari dana sendiri melalui merampok bank, toko emas bahkan 'hacker' internet," ungkap Ansyaad Mbai. (*)
BNPT : Pengamanan Wilayah Perbatasan Kaltim Masih Lemah
Kamis, 25 April 2013 3:37 WIB