Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMD) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur mendaftarkan 15 desa untuk menuju "Smart Village" (Desa Pintar) melalui pemanfaatan teknologi informasi.
"Juli lalu ada tujuh desa yang kami daftarkan ke Provinsi Kalimantan Timur untuk pengembangan 'Smart Village', ternyata ada penambahan delapan desa lagi, sehingga total ada 15 desa yang kami daftarkan," ujar Kepala Seksi Pendataan dan Pengembangan Informasi DPMD Kebupaten PPU Ika Sutiyasih di Penajam, Senin.
Sebanyak 15 desa itu, Babulu Darat, Sumber Sari, Sesulu, Giripurwa, Telemow, Suko Mulyo, Semoi Dua, Labangka, Bangun Mulya, Girimukti, Argomulyo, Api-Api, Karang Jinawi, Tengin Baru, dan Gunung Mulia.
Berdasarkan informasi dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Provinsi Kaltim, lanjutnya, desa yang didaftarkan itu akan diverifikasi, kemudian yang memenuhi syarat akan mendapat pendampingan dari Kemendes PDTT untuk mewujudkan "Desa Pintar".
Kriteria kesiapan desa yang akan mendapat pendampingan menuju "Desa Pintar", adalah keberadaan dukungan infrastruktur jaringan 4G, akses internet di kantor desa, dan dukungan listrik.
Selain itu, basis data dasar yang memuat aplikasi digital desa, produk unggulan sesuai potensi desa, didukung dengan sumber daya manusia, potensi sumber daya alam, regulasi yang mendukung pemanfaatan sistem informasi desa (SID), baik berupa perdes maupun perbup.
Kriteria lainnya, adanya dokumen perencanaan RPJMDes dan RKP desa, unit usaha desa dan BUMDes, sumber dana untuk SID, rencana ketersediaan ruang komunitas digital, pernyataan minat, komitmen, kolaborasi, dan keberlanjutan kegiatan.
Pihaknya terus mendorong perwujudan "Desa Pintar" karena akan mampu mendukung konsep pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).
"Pola pembangunan yang berkelanjutan ini akan bisa dilihat dari berbagai indikator dalam kehidupan sehari-hari, antara lain tercermin dari masyarakatnya yang cerdas dalam pemanfaatan internet untuk berbagai sendi kehidupan," ujar Ika.
Indikator lainnya, ekonomi cerdas, yakni teknologi digital dijadikan alat bantu dalam membuka akses pasar dan informasi, serta jalur produksi dan distribusi, tata kelola cerdas, dan lingkungan cerdas, yakni teknologi digital mendukung tujuan kelestarian lingkungan.