Balikpapan (ANTARA) - Setelah vaksinasi massal untuk perajin tahu-tempe di Sentra Industri Kecil Menegah (IKM) Somber, Balikpapan Utara, pada Senin 27/09, giliran berikutnya adalah para perajin tahu-tempe di IKM Teritip, Balikpapan Timur.
“Kami masih mendata jumlah yang mau divaksin di Teritip,” kata Kepala Dinas Koperasi UMKM dan Perindustrian Balikpapan Adwar Skenda Putra, Senin.
Vaksinasi di IKM Somber dan IKM Teritip adalah inisiatif Dinas Koperasi UMKM dan Perindustrian untuk para pelaku industri di kawasan tersebut.
Adwar menegaskan pada kata ‘mau’ karena sebelumnya banyak yang menolak divaksin di kawasan tersebut. Namun seiring semakin banyaknya jumlah orang yang sudah divaksin dan terbukti tetap sehat, dan vaksinasi juga semakin gencar, penolakan dari kawasan itu semakin menurun.
“Tentu kami senang sekali bila semua mau. Akan mempercepat terbentuknya kekebalan kelompok,” lanjut Adwar.
Sementara itu pendataan diperlukan karena diyakini sebagian pengusaha di IKM Teritip dan keluarganya sudah menerima vaksin di berbagai program vaksinasi yang digelar Satgas COVID-19 Balikpapan seperti vaksinasi massal di Dome, vaksinasi di sekolah, ataupun vaksinasi di Puskesmas.
“Kami juga data perajin yang ada di luar IKM Teritip namun masih disekitarnya yang belum divaksin, biar sekalian ikut divaksin,” kata Adwar lagi.
Dari gelar vaksinasi di Somber, tercatat sebanyak 358 perajin dan keluarganya mendapat vaksin Sinovac dosis pertama.
Menurut Pelaksana Tugas Koordinator Sentra IKM Somber Fenti, warga dan keluarganya sangat bersemangat untuk divaksin.
“Tidak ada yang ketinggalan, semua ikut,” kata Fenti.
Ia menambahkan, vaksin Sinovac yang digunakan berasal dari jatah Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo).
Sama seperti hal di Teritip, di Somber juga mulanya banyak yang menolak divaksin karena mendapat informasi yang salah tentang dampak divaksin.
“Tapi setelah beberapa tokoh masyarakat di sini divaksin, juga informasi yang benar disampaikan, para perajin di sini akhirnya mau. Apalagi mereka yang divaksin sehat-sehat saja. Malah dapat kemudahan kalau mau melakukan perjalanan ke Jawa misalnya, karena hanya yang sudah divaksin yang boleh naik pesawat atau kapal laut,” jelas Adwar.
Sebagian besar perajin tahu-tempe berasal dari Jawa Timur atau Jawa Barat. Pendekatan vaksin sebagai syarat perjalanan rupanya membuat banyak yang mau divaksin.
“Mudahan Ramadan tahun depan sudah bisa mudik,” harap Alif yang asal Sumedang, Jawa Barat.