Sangatta (ANTARA Kaltim) - Warga Desa Nehes Liah Bing, Kecamatan Muara Wahau, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, yang tinggal di tepi Sungai Wahau was-was karena longsoran sekitar sungai sudah mulai mengancam rumah mereka.
Kepala Adat Suku Dayak Wehea, Ledji Taq, Sabtu, mengatakan, sejak tahun lalu sisi timur sungai di Desa Nehes Liah Bing mulai longsor sehingga warga sekitar merasa tidak nyaman, terutama pada saat musim hujan dan musim banjir.
"Longsornya pinggir sungai ini sudah sering kami sampaikan ke camat dan pemerintah daerah, tetapi sampai saat ini juga belum ada yang datang melihat bagaimana kondisinya," kata Ledjie Taq.
Ledji Taq mengatakan, posisi sungai Wahau dengan Desa Nehes Liah Bing atau Selabing berbentuk teluk kecil sehingga jika terjadi banjir besar arusnya belok dan mengakibatkan air masuk kampung dan meluap kejalanan.
Karena selama bertahun-tahun terjadi arus deras saat banjir membuat tanah dipinggir sungai menjadi runtuh dan longsor, sedangkan rumah-rumah penduduk itu memang sudah ada sejak puluhan tahun juga.
Ia berharap agar Pemkab Kutai Timur terutama Dinas Pekerjaan Umum (DPU) lebih berperan dan memperhatikan kondisi masyarakat yang tinggal di pinggiran sungai, bukan saja yang ada di desa kami Nehes Liah Bing (Selabing) ini, tetapi juga di desa lainnya.
"Khusus di desa kami diharapkan tahun 2013 sudah ada penanganan perbaikan longsoran itu, agar warga sekitar tidak mengalami ketakutan saat terjadi banjir besar�ujar dia menambahkan.
Selain mengusulkan penanganan longsoran sungai, Kepala Adat Ladji Taq ini juga berharap, dibangunkan pelabuhan kecil untuk tempat perahu warga bersandar. Karena selama ini warga yang setiap hari mandi, mencuci hanya menggunakan kayu bulat sebagai tangga naik turun ke sungai.
"Lagi pula, di sebarang sungai itu terdapat ratusan hewan ternak babi milik warga, sehingga perlu ada pelabuhan rakyat untuk mendukung kegiatan warga," katanya.
Anggota DPRD Kutai Timur dari Fraksi Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK) Isnorawaty, juga membenarkan terjadinya longsoran pinggiran sungai desa Nehes Liah Bing, Kecamatan Muara Wahau, namun belum ada tindakan khususnya dari Dinas Pekerjaan Umum Kutai Timur.
Menurut Isnorawati, dirinya sudah dapat laporan warga terkait longsoran itu, dan sudah kunjungi langsung.
"Memang perlu segera ditangani agar tidak semakin parah, dan tidak membuat warga sekitar was-was dan ketakutan," katanya.
Ia mengatakan, kondisinya sangat berbahaya jika dibiarkan.
"Makanya sudah saya program dan usulkan agar pada 2013 segera diperbaiki, termasuk beberapa paket jalan di desa itu, saya usulkan ke pemkab melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)," kata anggota DPRD dari Daerah Pemilihan (Dapil) II Kutai Timur. (*)
Warga Was-Was Tepi Sungai Wahau Terancam Longsor
Sabtu, 24 November 2012 4:44 WIB